Selasa, 19 November 2013

ROMANTISME




BAB I
PENGERTIAN

1.     Pengertian Karya Seni Rupa Murni

Karya Seni Rupa Murni
Cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap dengan mata dan dirasakan dengan rabaan disebut Seni Rupa.
Karya seni rupa murni merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan estetik atau nilai-nilai keindahan semata, terlepas dari fungsi praktis.
Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi. Karya semacam ini dibuat untuk kepentingan mengekspresikan emosi atau perasaan penciptanya
 Penciptaan karya seni rupa murni ditujukan untuk kepentingan kebutuhan emosi atau rohani dan estetis atau keindahan. Karya seni rupa murni meliputi lima bidang, yaitu seni lukis, patung, grafis, instalasi, dan keramik.

Ragam Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
Seni Rupa Murni Nusantara adalah gagasan manusia yang berisi nilai-nilai budaya Nusantara yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu dengan media titk, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
Seni Rupa Mancanegara adalah seni rupa yang berisi nilai-nilai budaya mancanegara, tempat perupa berasal.


Macam-Macam Seni Murni

1.Seni Lukis

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa murni yang berdimensi dua. Seni lukis adalah seni yang mengekspresikan pengalaman artistik seorang seniman melalui bidang dua dimensi. Para seniman seni lukis memanfaatkan unsur bidang, warna, tekstur, bentuk, nada, kompoposisi, dan ritma serta ungkapan ide, gagasan, tema, isi, dan perasaan untuk membuat karya seni. Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas bidang yang datar. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas,kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.Dari pembubuhan cat. Nilai-nilai yang melekat pada lukisan dipengaruhi oleh budaya yang dimiliki pelukisnya. Seni lukis Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya Nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya Nusantara.
berdasarkan media, bahan, dan tekniknya, seni lukis dapat dibedakan menjadi :
a.       Lukisan Cat Minyak (Oil Painting)
Lukisan cat minyak (oil painting) adalah lukisan yang menggunakan cat berupa tepung atau pasta yang dilarutkan atau dicampur dengan minyak (lijin oil). Media yang digunakan untuk melukis adalah kanvas, triplek, atau kertas. Alat yang digunakan untuk melukis adalah kuas atau pisau palet.
b.      Lukisan Cat Air (Water Colour)
Lukisan cat air adalah lukisan yang menggunakan media cat air yang memiliki sifat transparan (tembus pandang). Biasanya lukisan cat air disebut juga lukisan aquarel karena dilarutkan dengan air. Media untuk membuat lukisan dengan cat air umumnya kertas putih atau kertas khusus cat air. Teknik ini lebih menggunakan cat air sebagai salah satu bahan dasarnya, selain cat pewarna.  Pada saat menggunakan teknik aquarel ini, zat pewarna dicampurkan dengan air pada satu tempat khusus yang dinamakan palette.
Pada saat mencampurkan pewarna ini, pewarna berbentuk pasta ditaruh di lubang palette dan diberi air sesuai kebutuhan. Penguasaan pengertian dan pemahaman tentang warna sangat penting agar tidak salah dalam mencampur warna.  Jika ingin mendapatkan warna gelap, maka air yang dicampurkan sedikit saja. Tetapi jika ingin warna yang cerah atau transparan, maka  mengunakan banyak air. Begitu seterusnya dalam penggunaan air sebagai teknik melukisnya. Latihan dan ingatan yang bagus akan membantu menemukan warna yang diinginkan.
c.       Lukisan Pastel (Oil Pastel)
Lukisan pastel adalah lukisan yang menggunakan butiran pigmen warna yang telah dipadatkan seperti batangan kapur. Cara melukisnya adalah dengan menggoreskan batangan ke atas permukaan kertas bertekstur atau kanvas. Lukisan ini menghasilkan jejak-jejak tekstur yang tidak rata.
d.      Lukisan Arang (Conte)
Arang atau conte dapat menghasilkan lukisan yang berkesan gelap terang. Lukisan arang tidak hanya berwarna hitam saja, dewasa ini banyak dipakai warna-warna yang lain seperti merah bata, biru, coklat, krem, dan hijau. Conte biasanya berbentuk serbuk tapi ada juga yang berbentuk batangan seperti pensil. Cara penggunaannya digosok, menggunakan kapas atau kuas.
e.       Lukisan Al-Fresco
lukisan Al-Fresco termasuk jenis lukisan dinding (mural). Al-Fresco sendiri mengandung arti fresh atau segar. Teknik melukisnya dikerjakan dengan teknik tempera yang dibuat pada saat tembok masih dalam keadaan basah, kemudian dilapisi dengan “lepa” sehingga cat nya mudah meresap dan tahan lama.
f.       lukisan Al Secco
media yang digunakan untuk lukisan al secco sama dengan lukisan al fresco, namun lukisan al secco dilukis setelah tembokmya telah kering. contohnya lukisan Leonardo Da Vinci berjudul The Last Super menghiasi gereja Santa Maria Delle Grazie di Miland (Italia).
g.      Lukisan Tempera
lukisa tempera adalah lukisan yang dibuat di tembok (mural). setelah tembok kering, catnya diaduk dengan bahan perekat, bahkan ada kalanya cat air dicampur dengan putih telur sehingga hasilmya seperti cat minyak lukisan tersebut disebut Gouace.
lukisan tempera banyak ditemukan di daerah Eropa. lukisan ini menjadi hiasan dinding gereja dan istana. puncak kemegahan lukisan ini adalah pada zaman Renaisanse. Ada juga lukisan tempera yang dilukiskan pada papan yang melukiskan tokoh-yokoh suci Kristen yang dipake sebagai penolak bala dan jimat atau disebut lukisan Icon dan banyak ditemukan di Rusia.
h.      Lukisn Azalejo
Lukisan Azalejo adalah lukisan yang dikerjakan dengan cara menempel potongan dari suatu bentuk tertentu sesuai dengan pola gambar. Teknik ini dahulu banyak dipakai dalam kesenian Islam.
i.        Lukisan Mozaik
Lukisan mozaik adalah lukisan yang menggunakan teknik menempelkan pecahan kaca porselen, butir mineral, batu berwarna, atau biji-bijian yang disusun sesuai pola gambar. Biasanya dilukiskan pada dinding bangunan, lantai dan langit-langit. Teknik lukisan ini banyak ditemukan di Tiongkok, Mesir Kuno, Yunani, Romawi, India, juga dikembangkan di Indonesia.
j.        Lukisan Intersia
Lukisan intarsia tekniknya sama dengan mozaik, hanya bahan yang ditempelkan berupa kayu tipis atau kulit kayu pada papan yang diberi warna-warni. Lukisan ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok dan Swiss.
k.      Lukisan Kolase (Collage)
Lukisan kolase adalah lukisan yang menggunakan teknik temple, patri, las, ikat, renda, jahit, dan jalin. Tema dan corak yang digunakan untuk membuat lukisan ini bervariasi. Media yang digunakan bisa barang bekas, seperti onderdil, mesin, limbah papan, kulit kayu, kerang, kain perca, bulu binatang dan serat.
l.        Lukisan Kaca (Glass Painting)
Lukisan kaca adalah lukisan yang dibuat dengan menempelkan bagian kaca yang satu dengan kaca yang lain dengan bantuan timah. Kaca-kaca tersebut dibentuk dan ditempelkan sesuai dengan pola tertentu dengan warna-warna yang beragam. Lukisan kaca berkembang pada zaman Gothic di Erpoa dan digunakan untuk menghiasi gereja-gereja katolik. Lukisan kaca dapat juga dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan cat minyak. Caranya adalah melukis terbalik sehingga hasilnya berada dibelakang kaca. Di Indonesia lukisan ini berkembang pesat di daerah Trusmi Cirebon (Jawa Barat).
m.    Lukisan Batik (Batik Painting)
Lukisan batik dibuat dengan cara hampir sama batik pada kain. Perbedaannya, terletak pada bahan dan alat yang digunakan. Jika membuat batik pada kain diperlukan kain, lilin cair, dan canting, sedangkan membuat lukisan batik diperlukan kain dan cat berupa napthol dan indigoso. Hasil lukisan batik itu lebih ekspresif dibandingkan dengan batik yang dibuat menggunakan canting. Beberapa seniman yang menonjol dalam teknik ini diantaranya Amri Yahya, Abbas Ali Basyah, Bambang Utoro, Bagong Kussudiarjo, dan Kuswaji Kawendro.
n.      Teknik Plakat
Teknik ini  menggunakan cat minyak, cat poster, atau  cat aclirik. Dan, pada saat  menggunakannya, dilakukan  dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna pekat dan padat.
o.      Teknik Semprot. Teknik yang  menggunakan bahan cat cair yang disemprotkan dengan sprayer ini sangat disenangi anak muda. Dalam prosesnya, pelukis menggunakan kompresor sebagai penekan udara semprotnya. Tentunya dalam hal ini sang pelukis  melakukan secara hati-hati untuk setiap poin yang akan  dilukis. Penerapan teknik dengan semprot ini misalnya membuat reklame dan lain lain.
p.      Teknik pointilis. Teknik  ini mempergunakan poin-poin atau titik-titik sebagai unsur pembentuk lukisan. Poin-poin atau titik-titik ini terutama digunakan pada saat membuat obyek lukis yang gelap dan terang.

Macam-macam teknik melukis berdasarkan cat nya:

·         TEKNIK BASAH
Merupakan teknik lukis dengan cara mengencerkan cat minyak terlebih dahulu dengan menggunakan minyak cat, baru kemudian dipoleskan diatas permukaan kanvas. Dalam teknik ini menggunakan jenis kuas yang panjang bulunya. Teknik basah ini biasanya digunakan untuk melukis secara rata (flat) atau tanpa kesan volume. Kelebihan dari teknik  ini adalah: akan cepat memblok warna, lukisan terlihat bersih dan cemerlang, hanya membutuhkna cat minyak yang relatif sedikit, serta cat minyak yang menempel di palet masih tetap bisa dipergunakan.


·         TEKNIK KERING
Melukis dengan menggunakan teknik kering berarti melukis tanpa menggunakan minyak cat (linseed oil). Teknik ini menggunakan kuas dalam keadaan kering dan tidak berminyak. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan cat yang baru dikeluarkan dari dalam tube. Teknik kering ini cocok untuk melukis dengan kesan volume dan keruangan, seperti realisme, naturalisme, dan surelisme. Adapun kelebihan dari teknik kering ini adalah: mudah membentuk objek dan kesan keruangan, mudah mengontrol proses pendetailan, lebih mudah menghapus warna dengan cara menumpuk dengan warna lain, selama melukis pandangan tidak akna terganggu dengan faktor cat yang mengkilat, serta cat akan lebih cepat kering.

·         TEKNIK CAMPURAN
Banyak orang yang menyebut teknik campuran sebagai teknik akademis. Teknik ini merupakan kombinasi antara teknik kering dan teknik basah. Bisa dibilang teknik ini merupakan penyempurna dari kedua teknik sebelumnya. Teknik ini dilakukan dengan teknik kering dahulu (memblok warna sambil menambah intensitas minyak cat secara perlahan hingga menjelang finishing lukisan.

Sejarah Umum Seni Lukis
·         Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
·         Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
§     Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
§     Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
·         Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
·         Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
·         Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
Sejarah Seni Lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
2.Seni Patung

Seni patung merupakan cabang dari seni rupa murni yang berdimensi tiga. Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
Dimasa lalu patung dijadikan sebagai berhala, simbol Tuhan atau Dewa yang disembah. Tapi seiring dengan makin rasionalnya cara berfikir manusia, maka patung tidak lagi dijadikan berhala melainkan hanya sebagai karya seni belaka. Fenomena pemberhalaan patung ini terjadi pada agama-agama atau kepercayaan-kepercayaan yang politeisme seperti terjadi di Arab sebelum munculnya agama samawi. Lihat juga arca. Mungkin juga dalam Hindu kuno di India dan Nusantara, dalam agama Buddha di Asia, Konghucu, kepercayaan bangsa Mesir kuno dan bangsa Yunani kuno.

Bahan seni patung dapat di bedakan menjadi tiga yaitu :
a.       Bahan lunak
Yang dimaksud bahan lunak adalah material yang empuk dan mudah dibentuk misalnya : tanah liat, lilin, sabun. Tanah liat yang baik harus bersih dari kerikil, akar, rumput, dll.
b.      bahan sedang
Artinya bahan itu tidak lunak dan tidak keras. Contohnya : kayu waru,kayusengan, kayu randu,dan kayu mahoni.
c.       Bahan keras
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya : kayu jati, kayu sonokeling dan kayu ulin.

Alat-alat yang digunakan dalam mematung terdiri dari :
a.       butsir adalah alat Bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.
b.      Meja putar adalah meja untuk membuat patung dan dapat di gerakan denagan cara diputar,fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
c.       Pahat
d.      Palu kayu
e.       Cetakan berfungsi untuk mengencangkan ikatan kawat dan memotong ikatankawat.
f.       Sendok adokan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkanya padakerangka patung

Teknik-teknik mematung :
1)      Teknik pahat atau ukir
yaitu teknik membuat patung dengan bermedia bahan benda keras  seperti  kayu,batu,es batu balok,perak.
Pada cara ini dibutuhkan alat perangkat keras seperti  gergaji,pahat,palu ,dan lainnya.
2)      Teknik butsir
Teknik butsir adalah teknik membuat patung dengan menggunakan bahan lunak (tanah liat, bubur kertas, malam butsir, dll). Bahan tersebut bersifat plastis (mudah dibentuk sesuai keinginan).
Untuk membuat patung dengan Teknik butsir, membutuhkan alat – alat sebagai berikut : sudip ,pisau, tali pemotong, rol penggilas serta alat pendukung lainnya.
3)      Teknik mengecor
Teknik mengecor atau mencetak adalah teknik yang dipakai jika media yang digunakan bersifat cairan. Sebelum mengecor seorang pematung harus membuat cetakan terlebih dahulu. Untuk mendapat cetakan, pematung harus membuat model patung jadi atau model positif, setelah itu pematung membuat cetakan negatif. Bahan yang digunakan untuk membuat patung berbeda dengan bahan untuk membuat cetakannya. Contohnya, jika bahan yang digunakan untuk membuat patung adalah logam, maka bahan untuk membuat cetakannya adalah gips atau tanah liat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat cetakan adalah bagian yang satu dengan bagian yang lain diusahakan tidak terkunci. Ada dua jenis cetakan teknik mengecor patung dengan menggunakan cetakan, yaitu bivalvedan a cire perdue. Bivalve adalah teknik mengecor dengan cetakan yang dapat dibongkar pasang. Teknik ini dipakai untuk mendapatkan hasil dalam jumlah banyak dengan model yang sama. Sementara teknik a cire perdue dipakai hanya untuk mendapatkan satu hasil, biasanya cetakan terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan seperti dari tanah liat.
4)      Teknik Modeling
Teknik modeling adalah teknik membuat suatu bentuk dengan cara memijit, meremas, dan membentuk sesuai bentuk yang diinginkan. Bahan yang dipergunakan dalam pembuatan teknik ini adalah bahan yang bersifat plastis seperti tanah liat, plastisin, lilin dan bubur kertas.
5)      Teknik konstruktif (Menempel)
Teknik menempel adalah teknik membuat patung dengan cara menempelkan bagian yang satu dengan bagian yang lain sedikit demi sedikit sehingga menjadi sebuah karya patung. Bahan yang dipergunakan bervariasi, nisa tanah liat, lilin, logam dan bubur kertas.

Bentuk dan Wujud Seni Patung
·         Bagian kop merupakan pembuatan patung yang hanya menggambarkan bagian kepala.
·         Bagian duste merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian dada atau bentuk dada dan kepala
·         Bagian torso merupakan pembuatan patung yang menggambarkan bagian badan.
Berdasarkan pembutanya seni patung ada 6 macam yaitu :
1)      Patung religi, selain dapat dinikmati keindahannya tujuan utama dari pembuatanpatung ini adalah sebagai sarana beribadah, bermakna relijius.
2)       Patung monument, keindahan dan bentuk petung yang dibuat sebagai peringatanperistiwa bersejarah atau jasa seorang pahlawan.
3)      Patung arsitektur, keindahan patung dapat dinikmati dari tujuan utama patungyang ikut aktif berfungsi dalam kontruksi bangunan.
4)       Patung dekorasi, untuk menghias bangunan atau lingkungan taman.
5)      Patung seni, patung seni untuk di nikmati keindahan bentuknya.
6)      Patung kerajinan, hasil dari para pengrajin. Keindahan patung yang dibuat selainuntuk dinikmati juga sengaja untuk dijual.
Unsur-unsur Seni Patung
Seni patung Menurut G. Shidarta (1987) Patung adalah Bentuk yang mempunyai tri matra atau bentuk yang mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Patung memiliki unsur-unsur yang membentuk keseluruhan. Seorang pematung akan selalu berhadapan dengan unsur-unsur tersebut pada saat mematung. Dan dalam proses bekerja mencoba untuk menyatukan unsur-unsur itu dalam suatu susunan hingga dapat tampil sebagai suatu kesatuan yang utuh. Unsur-unsur dalam seni patung adalah sebagai berikut:
1.      Garis dan Bidang

2.      Volume dan Ruang

3.      Bidang permukaan dan Barik (Tekstur)

4.      Bentuk

5.      Warna

Dasar-dasar Pembuatan Patung
Perlakuan terhadap unsur-unsur patung dalam proses tersebut disebut sebagai dasar-dasar mematung. Dasar-dasar pembuatan patung diantaranya:
1.      Membentuk dan membangun
2.      Perbandingan (Proporsi), Keserasian (Harmoni) dan Kesatuan (Unity)
3.      Keseimbangan (Balance), Dominasi dan Irama (Rhythem).






Gaya Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara

Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern, dan postmodern.

a.       Tradisional
Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradisional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.

b.      Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya representatif,depormatif, dan nonrepresentatif.

a)                  Representatif
Kata representatif berasal dari representasi yang mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif, antara lain : romantis, naturalis, dan realis.

a)      Romantisme
Istilah romantisme berasal dari roman yang berarti cerita dan isme yang berarti aliran/gaya. Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini, antara lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden Saleh.

b)      Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata nature atau natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliar/gaya. Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil gaya ini antara lain Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Abdullah Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.
c)      Realisme
Istilah realisme berasal dari kata real yang berarti nyata dan isme yang berarti gaya/aliran. Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara yang mengambil gaya ini adalah Remandt van Rijn (Belanda).
b)                  Deformatif
Istilah deformatif berasal dari deformasi yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme, dan kubisme.
a)      Surealisme
Istilah surrealisme berasal dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata, dan ismeberarti gaya/aliaran. Surrealisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini adalah Salvador Dali.
b)      Impressionisme
Impressionisme berasal dari kata impression yang berarti kesan sesaat dan isme yang berarti gaya/aliran. Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini, antara lain S. Sudjojno.
c)      Ekspressionisme
Ekspressionisme berasal dari kata expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme yang berartigaya/aliran. Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek. Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah Affandi.
d)     Kubisme
Kubisme berasal dari kata kubus yang berarti bidang atau bentuk persegi empat dan isme yang berartigaya/alrian. Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin, Srihadi, dan Fajar Sidik.








e)      Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
Kata Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan Srihadi.
f)       Postmodern
Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat dunia, seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa tradisional memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo.
g)      Aliran Klasikisme
Aliran Klasikisme yaitu ciri lukisan yang penggambaran bentuknya dibuat sedemikian rupa (dengan penggayaan) sehingga terkesan indah dan elok. Tokoh aliran ini ialah Kartono Yudhokusumo dan Amri Yahy
h)      Aliran Pointilisme

`

Aliran Pointilisme, yaitu ciri lukisan yang dibentuk dari kumpulan titik warna, dan jika dilihat dari jarak tertentu membentuk lukisan yang realistik, ekspresif, dan artistik. Pelukis aliran ini ialah Rijaman dan Keo Budi Harijanto.
i)        Aliran Pop Art
Seni Pop atau Pop Art mula-mula berkemang di Amerika pada tahun 1956. nama aslinya adalah Popular Images. Seni ini muncul karena kejenuhan dengan seni tanpa obyek dan mengingatkan kita akan keadaaan sekeliling yang telah lama kita lupakan. Dalam mengambil obyek tidak memilih-milih, apa yang mereka jumpai dijadikan obyek.
Bahkan bisa saja mereka mengambil sepasang sandal disandarkan diatas rongsokan meja kemudian diatur sedemikian rupa dan akhirnya dipamerkan.
Kesan umum dari karya-karya Pop art menampilkan suasana sindiran, karikaturis, humor dan apa adanya.
Di Indonesia yang menganut aliran ini adalah seniman-seniman yang memproklamirkan diri :Kaum Seni Rupa Baru Indonesia”.





j)        Aliran Optical Art 
Aliran Senirupa Optical Art disebut juga Retinal Art yaitu corak seni lukis yang penggambarannya merupakan susunan geometris dengan pengulangan yang teratur rapi, bisa seperti papan catur. Karya ini menarik perhatian karena warnanya yang cemerlang dan seakan mengecohkan mata dengan ilusi ruang. Tokoh corak ini salah satunya adalah AT Sitompul.
k)      Aliran Trick Art

Aliran Trick Art merupakan seni lukis dua dimensi dengan menggunakan ilusi visual sehingga terlihat seperti nyata (tiga dimensi). Lukisan sejenis ini pertama dibuat pada 1984 oleh seniman Jepang, Kazumune Kenju dengan lukisan mural dinding. Lukisan itu akhirnya dapat dinikmati masyarakat luas dan pada 1991 di Museum Trick Art yang berdiri untuk pertama kalinya di dunia.
Pameran Trick Art sendiri di Indonesia pernah diselenggarakan di Grand Indonesia, West Mall Lantai 5, yang berlangsung dari 2 Desember 2012 hingga 3 Februari 2013 baru baru ini.


























2.     Pengertian Aliran Romantisme

Romantisme adalah aliran dalam karya sastra yang mengutamakan perasaan. Romantisme ini timbul sebagai reaksi terhadap rasionalisme yang menganggap segala rahasia alam bisa diselidiki dan diterangkan oleh akal manusia. Romantisme dianggap sebagai aliran yang lebih mementingkan penggunaan bahasa yang indah, mengawang ke alam mimpi. Pengalaman romantisme adalah pengalaman yang hanya terjadi dalam angan-angan, seperti lamunan muda-mudi dengan kekasihnya. Aliran romantisme ini menekankan kepada ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan pemikiran pengarang sehingga pembaca tersentuh emosinya setelah membaca ungkapan
perasaannya. Untuk mewujudkan pemikirannya, pengarang menggunakan bentuk
pengungkapan yang seindah-indahnya dan sesempurna-sempurnanya. Aliran romantisme biasanya dikaitkan dengan masalah cinta karena masalah cinta memang membangkitkan emosi. Tetapi anggapan demikian tidaklah selamanya benar.
Aliran romantic mengutamakan rasa, sebagai lawan aliran realisme. Pengarang romantis mengawang kealam khayal, lukisannya indah membawa pembaca kealam mimpi. Yang dilukiskannya mungkin saja terjadi, tetapi semua dilukiskan dengan mengutamakan keharuan rasa para pembaca. Bila seseorang berada dalam keadaan gembira, maka suasana sekitarnya harus pula memperlihatkan suasana yang serba gembira, hidup, berseri-seri. Demikian juga sebaliknya. Kata-katanya pilihan dengan perbandingan-perbandingan yang muluk-muluk. Aliran romantic terbagi pula atas aktif romantic dan pasif romantic. Dinamakan aktif romantic apabila lukisannya menimbulkan semangat untuk berjuang, mendorong keinginan untk maju. Dinamakan pasif romantic, apabila lukisannya berkhayal-khayal, bersedih-sedih, melemahkan semangat perjuangan.
Intinya, romantisme adalah sebuah aliran seni yang menempatkan perasaan manusia sebagai unsur yang paling dominan. Dan karena cinta adalah bagian dari perasaan yang paling menarik, maka lambat laun istilah ini mengalami penyempitan makna. Sastra romantis pun diartikan sebagai genre sastra yang berisi kisah-kisah asmara yang indah dan penuh oleh kata-kata yang memabukkan perasaan,
sejarah romantisme, yakni sebuah gerakan di dunia seni yang berawal pada abad ke-19. Gerakan ini memfokuskan diri pada hal-hal yang berhubungan dengan emosi (perasaan) dan kebebasan berimajinasi. Di Eropa, gerakan ini dipelopori oleh sejumlah seniman, seperti William Blake, Lord Byron, Samuel Taylor Coleridge, John Keats, Percy Bysshe Shelley, dan William Wordsworth.
Romantisme merupakan corak dalam seni rupa yang berusaha menampilkan unsur fantasi, irasional, indah dan absurd. Aliran ini mencoba menggambarkan sesuatu dari sudut pandang yang romantis sekalipun temanya adalah suatu tragedi yang dramatis. Cara pelukis menggambarkan objeknya bisa jadi sedikit menyimpang dari kenyataan. Jika itu menggambarkan objek atau orang yang sedang bergerak, maka ia di gambar lebih lincah, lebih gagah. Tokoh pria di gambarkan lebih gagah dan tokoh wanita di gambarkan lebih seksi dan cantik. Bermula dari aliran inilah kemungkinan besar para model yang akan di tampilkan dalam bentuk foto maupun visual yang lain di zaman sekarang memerlukan bantuan seorang pengarah gaya.
Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan

Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
a.Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b.Penuh gerak dan dinamis.
c.Warna bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.

Tokoh-tokhnya antara lain :
a.Eugene Delacroix
b.Theodore Gericault
c.Jean Baptiste
d.Jean Francois Millet

Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”. Romantisme berasal dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.






























BAB II
SEJARAH
Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dariEropaBarat. Abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagianmerupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periodePencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalamseni dan sastra. Gerakan ini menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, memberikan tekanan baru terhadap emosi-emosi seperti rasatakut, ngeri, dan takjub yang dialami ketika seseorang menghadapi yang sublim dari alam. Gerakan ini mengangkat seni rakyat, alam dan kebiasaan, serta menganjurkan epistemologiyang didasarkan pada alam, termasuk aktivitasmanusia yang dikondisikan oleh alam dalam bentuk bahasa, kebiasaan dan tradisi.Ia dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Pencerahan dan mengagungkan medievalisme serta unsur-unsur seni dan narasi yang dianggap berasal dari periode Pertengahan. Nama “romantik” sendiri berasal dari istilah “romans” yaitunarasi heroik prosa atau puitis yang berasal dari sastra Abad Pertengahan danRomantik.Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.  Aliran ini mengambil tema kelakuan terhormat dan besar, tragedi yg luasatau kejadian yg dinamis. Nilai estetisnya indah, dimana terdapat buaian garis-garis diagonal, pengaturan bidang secara dramatis yg dipandu dengan penerapan bidang yg serba perspektif. Aliran ini merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukismodern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.Romantisme dirintis oleh pelukis- pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumiuntuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal darialiran ini adalahRaden Saleh.
                Di Norwegia aliran romantisme berawal dari ketika Dresden kehilangan arti sebagai pusat keagamaan di Jerman selama tahun1830, artis-artis Norwegia mengiktui J C Dahl, dan menemukan pusat baru diDüsseldorf. Generasi ini, yang dinamakan ‘the Düsseldorfers’, menyajikan karya mereka kepada masyarakat Norwegia dan karya-karya mereka dikenal dalam tradisi Norwegia sebagai Romantisme Nasional (National Romanticism). Era ini terus dihubungkan dengan karya Adolph Tiedeman (1814- 1876) dan Hans Gude (1825-1903), yang bersama-sama menghasilkan lukisan yang hingga saat ini menjadi simbolke-Norwegiaan – Brudferden i Hardanger (‘Bridal Voyage in Hardanger’). August Cappelen (1827-1852), yang melukis pemandangan kehidupan liar di daerahTelamark, dan Lars Hertervig (1830-1902), yang menciptakan interpretasi yang lebih pribadi terhadap sebuah pemandangan merupakan contoh-contoh para pelukis Norwegia beraliran Romantisme yang mengenyam pendidikan di Düsseldorf. Figur  penting lainnya dari era ini adalah Amaldus Nielsen (1838-1932), Olaf Isaachsen(1835-1893) dan Carls Sundt-Hansen (1841-1907). Aliran Romantisme menekankan perhatian pada petani, bahkan dalam lukisan tentang Norwegia Barat dan pesisir  pantai, menggambarkan mereka bekerja dengan menggunakan kostum tradisional.
Sementara di Perancis aliran romantisme berawal dari Victor Marie Hugo yang merupakan salah satu penulis aliran romantisme pada abad ke-19 dan sering dianggap sebagai salah satu penyair terbesar Perancis. Karya puisinya yangdianggap sangat menonjol di antaranya adalah Les Contemplations dan La Légende dessiècles. Walaupun sangat konservatif pada masa mudanya, ia berpindah ke aliran kiri pada masa tuanya. Ia menjadi pendukung aliran republikanisme dan Uni Eropa. Hasilkaryanya menggambarkan hampir semua isu politik dan sosial, serta kecenderunganartistik pada zamannya. Hugo menduduki tempat terhormat dalam sastra Perancis karenakarya-karyanya mendominasi hampir sepanjang abad ke-19. Tahun 1822, terbitlahkumpulan puisinya, "Odes et Ballades" yang berhasil menarik simpati publik. Tahun1823, novel pertamanya, "Han d`Islande", terbit dan merupakan buku hadiah perkawinannya dengan Adele Foucher (1822). Rumah pasangan ini menjadi tempat pertemuan kaum romantis Perancis, seperti Charles Augustin Sainte-Beuve, Alfred deVigny, de Musset, Merimee, Nerval, Gautier, Alexander Dumas, dan lain-lain. Dramanyayang pertama berupa epos Cromwell (1827) dan dramanya yang tersohor adalah Hernani(1830), Le Roi s`Asmuse (1832), Marie Tudor (1833), dan Ruy Blas (1838). Selamatujuh belas tahun sejak penerbitan pertama karya puisinya, ia telah menerbitkan sejumlahkumpulan esai, tiga novel, dan lima kumpulan puisi. Masing-masing kumpulan puisinyayang penting itu adalah Les Orientales (1828), Feuilles d`Automne (1831), Les VoixInterieures (1837), dan Les Rayons et Les Ombers (1840).Tokoh romantisme Delacroix dinilai mempengaruhi karya-karya berikut Raden Salehyang jelas menampilkan keyakinan romantismenya. Saat romantisme berkembang diEropa di awal abad 19, Raden Saleh tinggal dan berkarya di Perancis (1844 -1851). Ciri romantisme muncul dalam lukisan-lukisan Raden Saleh yang mengandung paradoks.Gambaran keagungan sekaligus kekejaman, cerminan harapan (religiusitas) sekaligusketidakpastian takdir (dalam realitas). Ekspresi yang dirintis pelukis PerancisGerricault (1791-1824) dan Delacroix ini diungkapkan dalam suasana dramatis yang mencekam, lukisan kecoklatan yang membuang warna abu-abu, dan ketegangan kritis antara hidupdan mati.Lukisan-lukisannya yang dengan jelas menampilkan ekspresi ini adalah bukti RadenSaleh seorang romantisis. Konon, melalui karyanya ia menyindir nafsu manusia yangterus mengusik makhluk lain. Misalnya dengan berburu singa, rusa, banteng, dll. RadenSaleh terkesan tak hanya menyerap pendidikan Barat tetapi juga mencernanya untuk menyikapi realitas di hadapannya. Kesan kuat lainnya adalah Raden Saleh percaya padaidealisme kebebasan dan kemerdekaan, maka ia menentang penindasan. Wajar bila muncul pendapat, meski menjadi pelukis kerajaan Belanda, ia tak sungkanmengkritik politik represif pemerintah Hindia Belanda. Ini diwujudkannya dalam lukisan
Penangkapan Pangeran Diponegoro.Lukisan-lukisan aliran romantisme yang dibuat oleh Raden Saleh tersebut merupakan aliran tertua di dalam sejaran seni lukis modern Indonesia.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan menghadapi penjajah.











BAB III
PELUKIS & KARYA LUKIS


BIOGRAFI
Nama Lahir                             : Saleh Sjarif Boestaman
Tempat Tanggal Lahir          :  Bulan Mei Tahun 1811 di endera BelandaSemarang, Hindia Belanda
Meninggal                              :  Tanggal 23 April1880 diendera BelandaBuitenzorg, Hindia Belanda
Tempat peristirahatan :  Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Pekerjaan                                 : 
Seniman, Pelukis
Tahun aktif                              : 1829 - 1880
Orang tua                                : Sayyid Hoesen Mas Adjeng Zarip Hoesen







Masa Kecil

Raden Saleh dilahirkan dalam sebuah keluarga Jawa ningrat. Dia adalah cucu dari Sayyid Abdoellah Boestaman dari sisi ibunya. Ayahnya adalah Sayyid Hoesen bin Alwi bin Awal bin Jahja, seorang keturunan Arab. Ibunya bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, tinggal di daerah Terboyo, dekat Semarang. Sejak usia 10 tahun, ia diserahkan pamannya, Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School).
Keramahannya bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembaga-lembaga elite Hindia-Belanda. Seorang kenalannya, Prof. Caspar Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor sekaligus Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk Jawa dan pulau sekitarnya, menilainya pantas mendapat ikatan dinas di departemennya. Kebetulan di instansi itu ada pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat lukisan pemandangan di Pulau Jawa untuk hiasan kantor Departemen van Kolonieen di Belanda. Payen tertarik pada bakat Raden Saleh dan berinisiatif memberikan bimbingan.
Payen memang tidak menonjol di kalangan ahli seni lukis di Belanda, namun mantan mahaguru Akademi Senirupa di Doornik, Belanda, ini cukup membantu Raden Saleh mendalami seni lukis Barat dan belajar teknik pembuatannya, misalnya melukis dengan cat minyak. Payen juga mengajak pemuda Saleh dalam perjalanan dinas keliling Jawa mencari model pemandangan untuk lukisan. Ia pun menugaskan Raden Saleh menggambar tipe-tipe orang Indonesia di daerah yang disinggahi.
Terkesan dengan bakat luar biasa anak didiknya, Payen mengusulkan agar Raden Saleh bisa belajar ke Belanda. Usul ini didukung oleh Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen yang memerintah waktu itu (1819-1826), setelah ia melihat karya Raden Saleh.
Tahun 1829, nyaris bersamaan dengan patahnya perlawanan Pangeran Diponegoro oleh JenderalHendrik Merkus de Kock, Capellen membiayai Saleh belajar ke Belanda. Namun, keberangkatannya itu menyandang misi lain. Dalam surat seorang pejabat tinggi Belanda untuk Departemen van Kolonieen tertulis, selama perjalanan ke Belanda Raden Saleh bertugas mengajari Inspektur Keuangan Belanda de Linge tentang adat-istiadat dan kebiasaan orang Jawa, Bahasa Jawa, dan Bahasa Melayu. Ini menunjukkan kecakapan lain Raden Saleh.
Belajar Ke Eropa
Semasa belajar di Belanda keterampilannya berkembang pesat. Wajar ia dianggap saingan berat sesama pelukis muda Belanda yang sedang belajar. Para pelukis muda itu mulai melukis bunga. Lukisan bunga yang sangat mirip aslinya itu pun diperlihatkan ke Raden Saleh. Terbukti, beberapa kumbang serta kupu-kupu terkecoh untuk hinggap di atasnya. Seketika keluar berbagai kalimat ejekan dan cemooh. Merasa panas dan terhina, diam-diam Raden saleh menyingkir.
Ketakmunculannya selama berhari-hari membuat teman-temannya cemas. Muncul praduga, pelukis Indonesia itu berbuat nekad karena putus asa. Segera mereka ke rumahnya dan pintu rumahnya terkunci dari dalam. Pintu pun dibuka paksa dengan didobrak. Tiba-tiba mereka saling jerit. "Mayat Raden Saleh" terkapar di lantai berlumuran darah. Dalam suasana panik Raden Saleh muncul dari balik pintu lain. "Lukisan kalian hanya mengelabui kumbang dan kupu-kupu, tetapi gambar saya bisa menipu manusia", ujarnya tersenyum. Para pelukis muda Belanda itu pun kemudian pergi.
Itulah salah satu pengalaman menarik Raden Saleh sebagai cermin kemampuannya. Dua tahun pertama ia pakai untuk memperdalam bahasa Belanda dan belajar teknik mencetak menggunakan batu. Sedangkan soal melukis, selama lima tahun pertama, ia belajar melukis potret dari Cornelis Kruseman dan tema pemandangan dari Andries Schelfhout karena karya mereka memenuhi selera dan mutu rasa seni orang Belanda saat itu. Krusseman adalah pelukis istana yang kerap menerima pesanan pemerintah Belanda dan keluarga kerajaan.
Raden Saleh makin mantap memilih seni lukis sebagai jalur hidup. Ia mulai dikenal, malah berkesempatan berpameran di Den Haag dan Amsterdam. Melihat lukisan Raden Saleh, masyarakat Belanda terperangah. Mereka tidak menyangka seorang pelukis muda dari Hindia dapat menguasai teknik dan menangkap watak seni lukis Barat.
Saat masa belajar di Belanda usai, Raden Saleh mengajukan permohonan agar boleh tinggal lebih lama untuk belajar "wis-, land-, meet- en werktuigkunde (ilmu pasti, ukur tanah, dan pesawat), selain melukis. Dalam perundingan antara Menteri Jajahan, Raja Willem I (1772-1843), dan pemerintah Hindia Belanda, ia boleh menangguhkan kepulangan ke Indonesia. Tapi beasiswa dari kas pemerintah Belanda dihentikan.
Saat pemerintahan Raja Willem II (1792-1849) ia mendapat dukungan serupa. Beberapa tahun kemudian ia dikirim ke luar negeri untuk menambah ilmu, misalnya Dresden, Jerman. Di sini ia tinggal selama lima tahun dengan status tamu kehormatan Kerajaan Jerman, dan diteruskan ke Weimar, Jerman (1843). Ia kembali ke Belanda tahun 1844. Selanjutnya ia menjadi pelukis istana kerajaan Belanda.
Wawasan seninya pun makin berkembang seiring kekaguman pada karya tokoh romantismeFerdinand Victor Eugene Delacroix (1798-1863), pelukis Perancis legendaris. Ia pun terjun ke dunia pelukisan hewan yang dipertemukan dengan sifat agresif manusia. Mulailah pengembaraannya ke banyak tempat, untuk menghayati unsur-unsur dramatika yang ia cari.
Saat di Eropa, ia menjadi saksi mata revolusi Februari 1848 di Paris, yang mau tak mau memengaruhi dirinya. Dari Perancis ia bersama pelukis Prancis kenamaan, Horace Vernet, ke Aljazair untuk tinggal selama beberapa bulan pada tahun 1846. Di kawasan inilah lahir ilham untuk melukis kehidupan satwa di padang pasir. Pengamatannya itu membuahkan sejumlah lukisan perkelahian satwa buas dalam bentuk pigura-pigura besar. Negeri lain yang ia kunjungi: Austria dan Italia. Pengembaraan di Eropa berakhir tahun 1851 ketika ia pulang ke Hindia bersama istrinya, wanita Belanda yang kaya raya.

Kembali ke Hindia


Pangeran Raden Saleh kembali ke Indonesia pada tahun 1851 setelah hidup di Eropa selama 20 tahun dan kemudian menikah dengan keluarga berpengaruh dari Kesultanan Yogyakarta yaitu Raden Ayu Danudireja setelah perceraiannya terhadap istirinya yang terdahulu yaitu V. Winkelman, seorang wanita Belanda Indo yang kaya raya. Dia meneruskan pekerjaannya melukis, memproduksi potret aristokrat Jawa, dan banyak lagi lukisan lansekap.
Tak banyak catatan sepulangnya di Hindia. Ia dipercaya menjadi konservator pada "Lembaga Kumpulan Koleksi Benda-benda Seni". Beberapa lukisan potret keluarga keraton dan pemandangan menunjukkan ia tetap berkarya. Yang lain, ia bercerai dengan istri terdahulu lalu menikahi gadis keluarga ningrat keturunan Keraton Solo.
Di Batavia ia tinggal di rumah di sekitar Cikini. Gedungnya dibangun sendiri menurut teknik sesuai dengan tugasnya sebagai seorang pelukis. Sebagai tanda cinta terhadap alam dan isinya, ia menyerahkan sebagian dari halamannya yang sangat luas pada pengurus kebun binatang. Kini kebun binatang itu menjadi Taman Ismail Marzuki. Sementara rumahnya menjadi Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta.
Tahun 1875 ia berangkat lagi ke Eropa bersama istrinya dan baru kembali ke Jawa tahun 1878. Selanjutnya, ia menetap di Bogor sampai wafatnya pada 23 April1880 siang hari, konon karena diracuni pembantu yang dituduh mencuri lukisannya. Namun dokter membuktikan, ia meninggal karena trombosis atau pembekuan darah.
Tertulis pada nisan makamnya di Bondongan, Bogor, "Raden Saleh Djoeroegambar dari Sri Padoeka Kandjeng Radja Wolanda". Kalimat di nisan itulah yang sering melahirkan banyak tafsir yang memancing perdebatan berkepanjangan tentang visi kebangsaan Raden Saleh. Selain itu, di samping makam Raden Saleh disampingnya dimakamkan makam istri nya Raden Ayu Danudireja.
Sejak saat itu, Pangeran Raden Saleh menjadi Bintang Utama/Superstar seni Indonesia yang dicintai dan dihormati. Tiga tahun setelah hari meninggalnya, karya agungnya dipertunjukkan pada Eksibisi/Pameran Dunia di Amsterdam pada tahun 1883 disebuah paviliun spesial yang dinamakan Paviliun Raden Saleh. 
Peringatan dan Penghargaan
Tahun 1883, untuk memperingati tiga tahun wafatnya diadakan pameran-pameran lukisannya di Amsterdam, di antaranya yang berjudul Hutan Terbakar, Berburu Kerbau di Jawa, dan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Lukisan-lukisan itu dikirimkan antara lain oleh Raja Willem III dan Ernst dari Sachsen-Coburg-Gotha.
Memang banyak orang kaya dan pejabat Belanda, Belgia, serta Jerman yang mengagumi pelukis yang semasa di mancanegara tampil unik dengan berpakaian adat ningrat Jawa lengkap dengan blangkon. Di antara mereka adalah bangsawan Sachsen Coburg-Gotha, keluarga Ratu Victoria, dan sejumlah gubernur jenderal seperti Johannes van den Bosch, Jean Chrétien Baud, dan Herman Willem Daendels.
Tak sedikit pula yang menganugerahinya tanda penghargaan, yang kemudian selalu ia sematkan di dada. Di antaranya, bintang Ridder der Orde van de Eikenkoon (R.E.K.), Commandeur met de ster der Frans Joseph Orde (C.F.J.), Ksatria Orde Mahkota Prusia (R.K.P.), Ridder van de Witte Valk (R.W.V.), dll.
Sedangkan penghargaan dari pemerintah Indonesia diberikan tahun 1969 lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, secara anumerta berupa Piagam Anugerah Seni sebagai Perintis Seni Lukis di Indonesia. Wujud perhatian lain adalah, pembangunan ulang makamnya di Bogor yang dilakukan oleh Ir. Silaban atas perintah Presiden Soekarno, sejumlah lukisannya dipakai untuk ilustrasi benda berharga negara, misalnya akhir tahun 1967, PTT mengeluarkan perangko seri Raden Saleh dengan reproduksi dua lukisannya bergambar binatang buas yang sedang berkelahi.
Berkat Raden Saleh, Indonesia boleh berbangga melihat karya anak bangsa menerobos museum akbar seperti Rijkmuseum, Amsterdam, Belanda, dan dipamerkan di museum bergengsi Louvre, Paris, Perancis.
Pada tahun 2008, sebuah kawah di planet Merkurius dinamai darinya.
Text Box: Raden  Saleh Syarif Bustaman dilahirkan di Terbaya, dekat kota Semarang Jawa Tengah.Ringkasan Data Biografi Raden Saleh :
Text Box: Ditemukan oleh pelukis Belgia, A.A.J.Payenreinwardt-de Linge-Baron van der Capellen.Text Box: 1807           
Text Box: 1826
Text Box: 1840Text Box: Perjalanan studi ke Itali-Austria-Jerman dan PerancisText Box: 1829Text Box: Berangkat ke Eropa (Belanda)

Text Box: Tinggal di Dresden, Pameran di Dresden-Munchen Leipzing dan Berlin.Text Box: 1840-1845
Text Box: 1843-1844Text Box: Bersama Horace Vernet ke Aljazair
Text Box: 1845

Text Box: Raden Saleh menyerahkan kepada Raja Willem II dari Negeri Belanda 2 buah lukisan : Perang antara orang Kirgies dan Kozak;dan Dua orang singa berkelahi memperebutkan seekor banteng.

Text Box: 1843-1848

Text Box: Tinggal di kota Paris, Perancis
Text Box: 1848

Text Box: Menyaksikan Revolusi Pebruari di Paris
Text Box: 1850

Text Box: Raden Saleh menghadiahkan kepada Raja Willem III dari negeri Belanda, sebuah lukisan berjudul: “Antara Hidup dan Mati”. Kemudian diangkat menjadi pelukis istana


Text Box: Ambil bagian dalam mendirikan Kebon Raya Bogor dan Kebon Binatang di Jakarta.Text Box: 1852-1853
Text Box: Kembali ke Indonesia, tinggal di Jakarta menikah dengan nyonya Van Winkelhagen
Text Box: 1864

Text Box: 1865Text Box: Perjalanan ke Gunung Merapi yang sedang meletus, untuk melukis letusan gunung merapi pada siang dan malam hari.

Text Box: Bercerai dengan istri pertama, kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan wanita Jawa (dari keluarga Danudirjo) dari kalangan keraton Yogyakarta.
Text Box: 1866
Text Box: 1869Text Box: Menetap di kota Bogor. Terlibat sendiri dalam pemberontakan melawan “Pemerintahan”

Text Box: 1872Text Box: Membuat dekorasi untuk “Les Enfants d’Eduord” dari Delavigne guna pertunjukan kalangan tinggi di Istana Bogor.

Text Box: 1878-1879Text Box: Untuk kedua kalinya melewat ke Eropa dengan membawa istrinya yang kedua.

Text Box: 1880Text Box: Tanggal 23 April tutup usia di Bondongan Bogor. Makamnya masih di rawat oleh seorang juru kunci kendati keadaannya sangat sederhana












KARYA LUKIS
1)     
JUDUL           : Badai (The Storm)
UKURAN      : 97 X 74 cm
HARGA         : Rp 5,5 Miliar
PELUKIS       : Raden Saleh
ALIRAN        : Romantisme
TAHUN          : 1851
MEDIA           : Lukisan cat minyak di atas kanvas
KETERANGAN LUKISAN             :
Lukisan ini dibuat pada tahun 1851 dengan media cat minyak di atas kanvas dengan ukuran 97 x 74 cm. Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romatisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah-pecah.
Dalam lukisan “Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan. Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas secercah sinar matahari yang memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis. Lukisan ini telah dilelang di Balai Lelang Christie’s Singapura.
2)     
JUDUL           : Berburu Banteng Jawa (Stierjagd auf Java)
UKURAN      : 85 X 140 cm
HARGA         : Tidak dijual
PELUKIS       : Raden Saleh
ALIRAN        : Romantisme
TAHUN          : 1842
MEDIA           : lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN :
Dengan latar belakang pegununga, pasukan penunggang kuda dengan senjata tombak siap untuk berburu binatang buas. Namun kali ini yang di buru adalah banteng liar yang gesit. Dalam lukisan tersebut terlihat betapa kisruhnya suasana perburuan banteng. Nampak seorang penunggang kuda telah terjatuh dari kuda akibat ulah banteng liar.
Lukisan dengan visualisasi yang dinamis, sehingga terkesan sangat dramatis dan penuh aksi. Ada yang jatuh, ada yang berteriak da nada yang siap untuk menancapkan tombak ke banteng tersebut. Lukisan ini tergantung di ruang pameran mini karya Raden Saleh koleksi Museum Sejarah Leipzig di Balai Kota Leipzig, Jerman.

3)     

JUDUL           : Perkelahian dengan Singa atau Antara Hidup & Mati
UKURAN      : 265 X 193 cm
HARGA         : Rp 975 juta
PELUKIS       : Raden Saleh
ALIRAN        : Romantisme
TAHUN          : 1870
MEDIA           : lukisan cat minyak di atas kanvas
KETERANGAN LUKISAN :
·       Keterangan tentang judul karya: J. de Loos-Haaxman, Verlaat Rapport Indie (‘S-Gravenhage: Mouton & Co, Uitgevers, 1968), bagian Ilustrasi No. 64, judul lukisan itu tertulis Gevech met leeuw (Perkelahian habis-habisan dengan Singa), tanpa tahun. Baharudin Marasutan, Raden Saleh …, 1807-1880, p. 37, berjudul Perkelahian dengan Singa (1870), ukuran 193 x 265 cm, berdasarkan foto arsip Rijksmuseum Amsterdam. Jim Supangkat, Indonesia Modern Art and Beyond,  (Jakarta: Yayasan Seni Rupa Indonesia, 1997), p. 26, menyertakan data atas lukisan itu sebagai berikut: Raden Saleh, Between Life and Death, 1870, oil on canvas, 200 x 230 cm. Jop Ave dkk., Puri Bhakti Renatama, Museum Istana Kepresidenan Indonesia, 1978, hal 121 justru memiliki judul Pertarungan antara Hidup dan Mati (1870), sedang dalam terjemah bahasa Inggrisnya tertulis Struggle with a Lion (1870).

·         Seekor singa yang sangat buas menyerang seorang yang sedang menunggang kuda. Kebuasan singa tersebut dapat dilihat dari taring, mata, kuku, serta gerakan yang sangat agresif. Singa tersebut menangkap penunggang kuda dengan penuh kemarahan. Penunggang kuda berusaha mati-matian untuk mempertahankan diri. Pertahanan diri orang tersebut dapat kita lihat dengan usahanya untuk membunuh singa tersebut dengan menembakkan pistolnya ke arah dada singa. Sementara ketakutan kuda sangat terlihat dari matanya yang melirik kearah singa, berharap singa tersebut segera menjauh. Dengan latar belakang alam terbuka, sangat memperjelas obyek yang menjadi focus apresiasi.




4)     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjynxChrzbs-0K0S27EacC48Ox5J4N25-YeXNDBivMM9nPMSYr2B0K4ONCzLyv_StR-QLR1IsXryPtvHFWtA2MIvQKVv9JwMPy-6XAkp-N-1G0FvrGrsTYrtiEx07DSXpM9gAI7q8wCrTu9/s400/Raden+Saleh,+Penangkapan+Diponegoro+I,+77cmX110cm,+1830.jpg

JUDUL                         :  Gefangennahme Diepo Negoros atau Penangkapan Diponegoro.
UKURAN                    : 112 x178 cm
HARGA                       : Werner Kraus seorang kurator asal Jerman yang mengaku sudah 20 tahun mempelajari lukisan-lukisan Raden Saleh menaksir harga lukisan itu menembus USD 3 juta atau Rp 27,9 milyar. Sedangkan menurut putra bungsu Soekarno, Guruh Soekarnoputra dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta harganya bisa mencapai Rp. 45 milyar.

PELUKIS                     : Raden Saleh
ALIRAN                      : Romantisme
TAHUN                        : 1870
MEDIA                        : Lukisan cat minyak di atas kanvas
KETERANGAN LUKISAN :
Dua tahun setelah wafatnya sang pahlawan di Benteng Rotterdam, Makassar, 8 Januari 1855. Lukisan itu bercerita tentang tentara Belanda yang menjemput seseorang berjubah putih dan besorban hijau. Penduduk yang menyaksikan kejadian tersebut tampak bersedih, mereka bersimpuh di tanah berusaha menahan sang tokoh agar tidak dibawa penjajah. Lukisan yang dilukis oleh Raden Saleh adalah Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional kelahiran Jogjakarta yang ditangkap Jenderal De Kock di Magelang, 28 Maret 1830. Lukisan itu sebelumnya menjadi koleksi Istana Kerajaan Belanda, pada tahun 1978 dihibahkan ke pemerintah Indonesia. Karya seni tersebut kemudian diperbaiki selama dua pekan, kemudian disimpan di Istana Bogor sebelum disimpan sebagai koleksi Istana Kepresidenan. Lukisan bersejarah ini telah mengalami kerusakan di beberapa bagian.
5)     http://www.artvalue.com/image.aspx?PHOTO_ID=2052562&width=500&height=500

JUDUL                                               : Kuda Arab Diterkam Singa (BedouineLoewe)
HARGA  REALISASI                       :HK $ 454,100
( $ 58,509 )
Total penjualan adalah harga palu ditambah premi pembeli dan tidak mencerminkan biaya , biaya pendanaan atau penerapan pembeli atau penjual kredit .
memperkirakan
HK $ 320,000 - HK $ 400,000
( $ 41.230 - $ 51.538 ).
PELUKIS                                              :  Raden Saleh Sarief Bustaman
MEDIA                                                 : Lukisan cat minyak di atas kanvas
UKURAN                                             : 13 X 20 inci ( 33 X 51 cm

KETERANGAN LUKISAN   :    
Ditandatangani dengan inisial dan tanggal ' RS f 1844 ' ( kanan bawah ). Lukisan ini bercerita tentang pemuda arab yang sedang berkuda dan tiba-tiba seekor singa menyerang kuda tersebut.




























BIOGRAFI
Nama asli                       :  Ferdinand Victor Eugène Delacroix
Tanggal lahir                 : 26 April1798 Charenton (Santa-Maurice, Val-de-Marne), Île-de-France, Perancis
Tanggal wafat               : 13 Agustus1863 (umur 65)
Paris, Perancis
Kebangsaan                   : Perancis
Bidang                           : Lukisan, Litografi
Aliran                            : Romantisisme
Ferdinand Victor Eugène Delacroix (Saint-Maurice, 26 April 1798 - Paris, 13 Agustus 1863) adalah seorang pelukis berkebangsaan Perancis.Ayahnya adalah Menteri Luar Negeri dan kemudian duta besar selama revolusi Prancis. Rumor mengatakan bahwa ayah kandung Eugène adalah diplomat Talleyrand.
Delacroix adalah salah satu pelukis terpenting aliran romantisisme di Perancis, kebiasaannya menggunakan caman sikat dan studinya pada efek optis warna
membentuk kerja impresionisme. Delacroix akan segera menjadi anggota paling penting dari gerakan romantis Perancis. Ia dipengaruhi oleh karya Rubens dan Veronese dan kemudian oleh Velazquez dan Goya. Pada 1825 dia menghabiskan beberapa bulan di Inggris, di mana ia terinspirasi oleh penyair Lord Byron dan lanskap Polisi pelukis.
Warisan dan kontak yang baik di kalangan yang lebih tinggi memungkinkan dia untuk sepenuhnya fokus pada pekerjaannya sebagai seniman. Sebagian besar karyanya adalah bersejarah, dengan mata pelajaran seperti pertempuran klasik. Setelah perjalanan melalui Spanyol, Aljazair dan Maroko (1832) karyanya menjadi banyak perhatian untuk exociticism dan orientalisme - mata pelajaran romantis khas. Selain melukis ia juga sebagai penulis dengan publikasi beberapa buku , seperti karya-karya Shakespeare, Sir Walter Scott dan Goethe.
Pendidikan awal Eugene Delacroix adalah di Lycee Louis-le-Grand, di mana ia mendalami dirinya dalam klasik dan memenangkan penghargaan untuk menggambar. Pada tahun 1815 ia mulai pelatihan dengan Pierre-Narcisse Guerin dalam gaya neoklasik Jacques-Louis David. Sebuah komisi gereja mula-mula karyanya, The Virgin of Panen, (1819), menampilkan pengaruh Raphaelesque, tapi lain komisi tersebut, The Virgin of the Sacred Heart, (1821), bukti interpretasi bebas. Ini mendahului pengaruh gaya lebih berwarna dan kaya pelukis Peter Paul Rubens Flemish (1577-1640), dan sesama seniman Perancis Theodore Gericault (1791-1824), yang karya-karyanya ditandai pengenalan Romantisme dalam seni.
Ada alasan untuk percaya bahwa ayahnya, Charles Delacroix, adalah terhormat pada saat konsepsi Eugene dan bahwa ayah kandungnya adalah Talleyrand, yang merupakan teman dari keluarga dan penerus C. Delacroix sebagai menteri urusan luar negeri. Sepanjang karirnya sebagai pelukis, ia dilindungi oleh Talleyrand, yang menjabat restorasi berturut-turut dari Raja Louis-Philippe, dan akhirnya sebagai duta Prancis di Inggris, dan kemudian oleh cucu Talleyrand, adipati Morny, saudara tiri Napoleon III dan pembicara dari rumah Perancis commons.
Kawan dan pewaris spiritual Jean Louis Théodore Géricault, Delacroix mulai melukis setelah melihat Rakit Medusa karya Theodore Gericault . Lukisan berikutnya yang ia gambar adalah Pembantaian Chios dan Kematian Sardanapalus. Karyanya yang paling terkenal adalah Kemerdekaan Memimpin Rakyat, yang diilhami dari peristiwa Revolusi Juli 1830. Sekarang karya ini bisa disaksikan di Museum Louvre. Saingan Delacroix adalah Jean-Auguste-Dominique Ingres, protagonis neoklasik asal Perancis.
Eugène Delacroix meninggal pada 1863 dan dimakamkan di pemakaman Père Lachaise di Paris. Dia menciptakan lukisan minyak lebih dari 850 dan lebih dari 2000 gambar dan cat air. Di antara karya-karyanya yang banyak dengan subjek agama, menggoda untuk mempertimbangkan ini Paris duniawi artis keagamaan terpenting di abad ke-19.
Subyek karya agamanya terutama terkenal tema dari Perjanjian Baru: Penderitaan di taman, Kristus di kayu salib, Lamentation / Pieta, orang Samaria yang baik, untuk beberapa nama.

Perjalanan Karir
Eugene Delacroix banyak mendapat pengaruh dari Theodore Gericault serta inspirasi dari Rubens. Berlawanan dengan Jean Auguste Dominique Ingres, Delacroix mengutamakan warna dan goresan yang kuas sebagai ciri khas lukisannya yang penuh emosi. Beberapa karya Delacroix menjunjung nilai-nilai sesuai dengan isu-isu politik pada zamannya. Adegan seperti dalam The Masacre
at Chios (1821-1824) mendorong simpati bangsa Yunani dalam perang kemerdekaan melawan Turki. Karya Delacroix Liberty Leading the People (1830) mendukung semangat Revolusi Perancis pada tahun 1830.
Dampak lukisan Theodore Gericault Raft of the Medusa sangat mendalam, dan merangsang Delacroix untuk menghasilkan lukisan besar pertamanya,
The Barque dari Dante, yang diterima oleh Salon Paris pada tahun 1822. Pekerjaan menimbulkan sensasi, dan sebagian besar dicemooh oleh masyarakat dan pejabat, namun dibeli oleh negara untuk Galeri Luksemburg, pola oposisi luas untuk karyanya, dimentahkan oleh dukungan, kuat tercerahkan, akan terus sepanjang hidupnya. Dua tahun kemudian ia kembali meraih sukses populer untuk Pembantaian nya di Chios.
Banyak karya Delacroix yang lain mendapat inspirasi dari karya sastra. Karya Delacroix Death of Sardanapalus (1827) didasarkan pada puisi karya Lord Byron. Puisi ini mengisahkan seorang raja Asiria yang memutuskan untuk bunuh diri dan menyuruh agar semua harta bendanya dimusnahkan, dari pada jatuh ke tangan musuh yang akan menyerbunya. Dari tempat tidur kematiannya Sardanapalus menyaksikan sendiri gundiknya dan kuda-kudanya dibunuh saat berjuang membela diri. Pelukis Romantik menyukai tema-tema yang mengandung sensualitas dan kejahatan. Ungkapan kekerasan yang mencolok ditekankan dengan pencahayaan yang dramatis, warna emotif, goresan kuas yang ekspresif, dan gerakan figur-figur yang membentuk komposisi diagonal.












KARYA LUKIS

1)     
JUDUL                                   : La Liberté Guidant Le Peuple atau Liberty leading the people
UKURAN                              :260 × 325 cm
HARGA                                 : Tidak dijual
PELUKIS                               : Eugene Delacroix
ALIRAN                                : Romantisme
TAHUN                                  : Mei 1831
MEDIA                                   : Lukisan cat minyak di atas kanvas
KETERANGAN LUKISAN                         :
"Si je n'ai pas vaincu pour la patrie, au moins peindrai-je pour elle." (“Jika saya belum berjuang demi negara saya, setidaknya saya akan melukisuntuknya.” Dalam surat yang ditujukan kepada saudaranya, Charles,tertanggal 12 Oktober 1830)Begitulah yang dinyatakan Ferdinand Victor EugèneDelacroix ketika hendak melukisLa Liberté Guidant Le Peuple;lukisan yang mengambil latar Revolusi Juli 1830 di Paris. Lukisanyang menjadi masyhur karena keindahanbentuk dan temanya.
Seperti kebanyakan lukisannya, di sini Delacroix memakailatar belakang kanvas gelap yang kemudian dibenturkan denganwarna-warna vibran yang berani, tegas dan kontras. Bagian atasnampak lebih terang daripada bagian bawah yang gelap dansuram. Suatu permainan makna yang sangat jelas, bahwa dibagian atas, yakni area di mana bendera Prancis diangkat danberkibar adalah sisi terang sebagai denotasi kemenangan akanmembawa ke masa yang cerah. Uniknya, sisi terang tersebutdibentuk lewat materi subjek asap kebakaran dan meriamsebagaimana yang terjadi dalam revolusi itu. Hal ini memberipetunjuk akan keinginan Delacroix menyatakan bahwa revolusiyang membakar banyak materi adalah pembawa terang.Bagian bawah lukisan adalah sisi gelapnya. Di area inidilukiskan tiga figur mayat tentara kerajaan dengan satu yangmasih hidup sedang berlutut menatap figur wanita. Nampakbahwa denotasi yang diinginkan adalah kemuraman dankematian masa Raja Charles X yang telah hancur dan berlutut dibawah wanita simbol kebebasan. Di area ini juga terlihat puing-puing batu dan kayu berserakan, sesuai dengan fakta sejarahbahwa massa memotong ribuan pohon dan merubuhkanbangunan-bangunan dari batu di Paris untuk menyerangbarikade tentara kerajaan. Sisi menariknya ialah Delacroixmenandatangani lukisan ini tepat di potongan kayu itu yangdapat diindikasikan sebagai bentuk keterlibatannya dalamRevolusi 1830.Permainan gelap terang dalamLa Liberté Guidant LePeuplemenjadi sangat kuat dengan teknikchiaroscuro,teknik pencahayaan dengan mempermainkan sudut cahaya sertatingkat kecerahan untuk memberi efek volume kepada materisubjeknya.Chiaroscuronya hadir dari sisi kanan atas lukisanturun ke bawah secara diagonal. Lewat teknik ini nampak jelasniat Delacroix untuk menghadirkan kesan paradoks, yakni figurwanita yang empuk berisi namun solid serta nampak kuat danbertelanjang dada, disandingkan dengan figur mayat yang tanpacelana memperlihatkan bagian tubuh bawahnya yang kuruskering dan rapuh. Seperti halnya bagian atas bawah yangparadoks, temuan ini juga memeliki makna yang sama terhadapkeberpihakan karya ini pada gerakan rakyat. Temuan menarik lain adalah proporsi warna biru, putih danmerah. Di lukisan ini terdapat dua materi subjek yangmengenakan warna tersebut, dan keduanya memiliki proporsiyang berbeda.Pertama, pada bendera Prancis yang memilikiproporsi wajar, dan keberadaannya menjadi penyemangatsekaligus tujuan revolusi.Kedua,pada pakaian yang dikenakantentara kerajaan yang berlutut di bawahnya. Warna biru, yangmenyimbolkan kelas menengah borjuis, nampak lebih dominanmengalahkan warna merah yang menyimbolkan kelasbangsawan. Dari sini semakin jelak bahwa lukisan karyaDelacroix adalah lukisan yang berpihak.Sisi lain dari permainan komposisi diLa Liberté Guidant LePeupleadalah perbenturan aspek dinamis dan statisnya. Jikadiperhatikan sederhana, lukisan ini terbagi menjadi dua materisubjek, yakni elemen dinamis: kerumunan massa yang seakanbergerak maju mengepalkan tangan, dengan elemen statis:mayat-mayat yang tergeletak memejamkan mata di antara puing-puing batu dan kayu. Hal ini membuatLa Liberté Guidant Le Peuplemenjadi karya seni yang sangat menarik.Lewat pembagian komposisi sepertiga vertikal terlihatkeberadaan wanita dan bendera Prancis yang dipegangnyaterletak tepat di sepertiga tengah komposisi lukisan. Ia denganmudah menjadi figur utama point of interest di lukisan ini, dan jika diperhatikan lebih teliti, letak kepalan tangan figur ini beradasangat tepat di tengah-tengah lukisan bagian paling atas kanvas.Ini adalah denotasi dari kekuatan revolusi rakyat. Kepalan tangandengan menggenggam bendera yang mengisyaratkan rakyat dibelakangnya untuk maju meraih kebebasan mereka, mendobrakbarikade kekuasaan Raja Charles X.Figur wanita ini benar-benar memberi kesan yang hebat,sekaligus memperkuat makna lukisanLa Liberté Guidant LePeuple.Aspek kedalaman juga sangat menentukan posisi point of interest-nya. Selain dari kibaran benderanya, perspektif kedalamannya juga nampak jika dibuat sebuah garis horizontalmelintang tepat di seperdua kanvas, kemudian membuat satutitik di sisi kanan pinggul figur wanita sehingga menjadi sebuahsegitiga imajiner, maka akan nampak jelas adanya perspektif kedalaman. Dari kerumunan massa jauh di belakang yang sayup-sayup ditarik maju ke depan menjadi lebih jelas dan fokus. Inimemberi kesan langkah berbaris menuju tujuan revolusi didepan, yang lebih fokus, seakan ingin meninggalkan segalanyadi belakang dan merangsek ke depan.Simbolisme dalam figur-figur lain di lukisan ini memang juga memiliki kekuatan makna. Figur lelaki di samping kananfigur wanita memakai topi yang merupakan identitas khas kelaspekerja pabrik. Juga figur anak muda dengan baret hitam dan tasselempang yang secara tradisional merupakan identitas khas mahasiswa masa itu. Tetapi tetap saja sosok wanita bertelanjangdada, yang nampak seperti setengah dewi setengah manusia,mencuri perhatian penikmat lukisan ini. Ia tidak hanya sebagaisimbol keberanian, kepemimpinan dan kegigihan, namun iaseakan berusaha mengingatkan peran wanita dalam Revolusi Juli1830. Perlu diketahui bahwa pada hari pertama dari tiga harirevolusi itu, para tentara kerajaan dilempari pot-pot bunga daribalkon rumah-rumah warga Paris. Sosok wanita yang setengahtelanjang mengingatkan kita pada patung dewi-dewi Yunani yangagung tak tersentuh, namun dengan cerdik oleh Delacroix iadipakaikan sebuah topi Frigia. Topi yang dikenal luas sebagaisimbol kebebasan. Topi yang dahulu dikenakan para budak yangdibebaskan di Yunani dan Romawi. Wanita setengah dewa,setengah manusia, setengah budak, setengah pemberontakmemegang senjata api sembari menoleh ke belakang danmengangkat bendera seperti mengajak maju orang-orang dibelakangnya. Ia mengajak rakyat Prancis untuk berani melawan,dan memerdekakan diri.Lukisan ini dengan demikian adalah sebuah konotasi darigerakan pemberontakan rakyat, utamanya pada rasa tekad dankomitmen bersama kelas menengah pekerja di Paris untukmenentukan sendiri nasib mereka dengan dipimpin oleh hasratkebebasan. Sesuai dengan judulnyaLa Liberté Guidant LePeuple, kebebasan memimpin rakyat.Lukisan ini secara intrinsik tampak sebagai suatu konotasidari emosi manusia terhadap perjuangannya meraih kebebasan.Karya indah ini benar-benar berada dalam aliran Romantisme,mengingat kecenderungan emosionalnya yang dinamis denganpermainan warna yang kontras dan menyinggung kegetiran akankenyataan. Sedangkan secara ekstrinsik sudah sangat jelas mengingatkehadirannya di masa-masa revolusi Prancis dengan sikapnyayang berpihak kepada rakyat menunjukan kemapanan peranlukisan ini di masa itu. Terlebih lagi jika dilihat warisan yangditurunkannya: tokoh Gavroche dalam novelLes Misérableskarya Victor Hugo yang terinspirasi dari figur di lukisan ini;adegan kekisruhan di pelataran katedral Notre Dame dalamnovelNotre Dame de Pariskarya Victor Hugo yang terinspirasidari latar lukisan ini; Patung Liberty di New York karya FrédéricBartholdi yang terinspirasi oleh figur wanitanya; hingga sampulalbum Coldplay berjudul
Viva la Vida or Death and All His Friends
.Kombinasi antara konsep yang hebat dengan kedinamisanbentuknya membuat karya ini menjadi sebuah gambaran nyatapertumbuhan politik, sosial dan psikologi masyarakat pekerjakelas menengah semasa revolusi Prancis. Bahkan lebih daripadaitu, lukisan ini menjadi simbol kekuatan sebuah revolusi di Eropa.Ia merupakan simbol betapa kuatnya hasrat untuk merdekamenjadi stimulan keberanian rakyat tertidas.Perlu diketahui bahwa lukisan-lukisan karya Delacroixsebelumnya kebanyakan bertemakan mitologi dan objek-objekyang bersumber dari karya sastra. Oleh karenanya La LibertéGuidant Le Peuple benar-benar merupakan sebuah kontribusiDelacroix kepada negaranya, kepada revolusi rakyat Prancis.Beberapa kajian kritis terhadap lukisan ini bahkan menduga-duga bahwa figur lelaki memegang senapan di samping kananfigur wanita adalah sosok Delacroix sendiri sebagai hasratkeikutsertaanya dalam pergerakan revolusi. Inilah lukisan yangpenuh emosi. Sebuah lukisan yang jiwa penciptanya hadir didalamnya, bahkan segala jiwa rakyat Prancis yang bertekadmeraih kebebasa
2)     


JUDUL                       : The Massacre at Chios atau Pembantaian di Chios
UKURAN                  : Sekitar 4 meter
HARGA                     :
PELUKIS                   : Eugene Delacroix
ALIRAN                    : Romantisme
TAHUN                      : 1824
MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN             :
Lukisan Delacroix tentang pembantaian di Chios menunjukkan warga sipil Yunani sakit yang sekarat akan disembelih oleh orang Turki. Salah satu lukisan ia membuat beberapa dari peristiwa kontemporer, mengungkapkan simpati penyebab Yunani dalam perang kemerdekaan melawan Turki, sentimen populer pada saat bagi rakyat Prancis. Delacroix segera diakui sebagai pelukis terkemuka dalam gaya Romantis baru, dan gambar itu dibeli oleh negara. Penggambaran-Nya tentang penderitaan itu kontroversial Namun, karena tidak ada acara mulia yang terjadi, tidak patriot mengangkat pedang mereka dalam keberanian seperti dalam Sumpah Daud dari Horatii, hanya bencana. Lukisan ini menggambarkan beberapa kengerian sesudah terjadi perang dan pembantaian di Chios. Di dalam lukisan ini ditampilkan penderitaan karakter, militernya, penyakit dan kematian pada waktu itu. Dalam lukisan ini menggambarkan rasa keputus-asaan dan kehancuran. Eugène Delacroix menggunakan lukisan ini menarik simpati penjajah brutal pada waktu itu agar penjajah brutal tidak bertindak semena-mena.Banyak kritikus menyesalkan nada putus asa lukisan itu;. Artis Antoine-Jean Gros menyebutnya "pembantaian seni" pathos dalam penggambaran bayi mencengkeram payudara ibu yang mati yang memiliki efek sangat kuat, meskipun detail ini dikutuk sebagai tidak layak untuk seni oleh para kritikus Delacroix.
3)     
JUDUL                       : Death of Sardanapalus atau Kematian Sardanapalus
UKURAN                  : 392 × 496 cm
HARGA                     : Tidak dijual
PELUKIS                   : Eugene Delacroix
ALIRAN                    : Romantisme
TAHUN                      : 1827
MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas kanvas
KETERANGAN LUKISAN :

Lukisan Delacroix tentang kematian raja Asyur Sardanapalus menunjukkan adegan emosional pengadukan hidup dengan warna yang indah, kostum eksotis dan peristiwa tragis. Kematian Sardanapalus menggambarkan raja terkepung menonton tanpa ekspresi sebagai penjaga melaksanakan perintahnya untuk membunuh hamba-hambanya, selir dan hewan. Sumber sastra adalah plesetan oleh Byron, meskipun bermain tidak secara khusus menyebut pembantaian selir. Sikap Sardanapalus 'dari detasemen tenang adalah akrab berpose di citra romantis dalam periode di Eropa. Lukisan, yang tidak lagi dipamerkan selama bertahun-tahun sesudahnya, telah dianggap oleh beberapa kritikus sebagai fantasi mengerikan yang melibatkan kematian dan nafsu. Terutama mengejutkan adalah perjuangan seorang wanita telanjang yang tenggorokan akan segera dipotong, adegan ditempatkan mencolok di latar depan untuk pengaruh maksimal. Namun, keindahan sensual dan warna eksotis komposisi membuat gambar tampak menyenangkan dan mengejutkan pada saat yang sama. Saat ini lukisan tersebut berada di Philadelphia Museum of Art.

4)   
JUDUL                       : The Barque of Dante atau dikenal dengan Dante and Virgil in Hell
UKURAN                  : 189 cm × 246 cm (74 in × 95 in)

HARGA                     :

PELUKIS                   : Eugene Delacroix

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      : 1822

MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN             :

The Barque dari Dante adalah sebuah karya artistik ambisius , dan meskipun komposisinya konvensional , lukisan dalam beberapa hal penting pecah agaknya bebas dari tradisi Neo -Klasik Perancis.
Asap ke belakang dan gerakan sengit garmen di mana pendayung Phlegyas dibungkus menunjukkan angin yang kuat , dan sebagian besar individu dalam lukisan hadapi ke dalamnya . Sungai ini berombak dan perahu diangkat ke kanan , titik di mana ia memutar arah penonton . Partai ini didorong ke tujuan diketahui namun lebih tidak ramah , oleh pendayung yang ketenangan mantap dalam badai menunjukkan keakraban dengan kondisi ini liar . Kota di belakang adalah tungku raksasa. Tak ada kenyamanan atau tempat berlindung di dunia lukisan kemarahan , kegilaan dan putus asa .
Charles Le Brun itu , La Colere dari 1668.
Lukisan mengeksplorasi keadaan psikologis dari individu itu menggambarkan , dan menggunakan kompak , kontras dramatis untuk menyorot tanggapan mereka berbeda untuk predicaments masing-masing. Detasemen Virgil dari keributan di sekitarnya , dan perhatiannya untuk Dante baik makhluk , merupakan tandingan jelas ketakutan yang terakhir , kecemasan, dan keadaan fisik ketidakseimbangan . Yang terkutuk yang baik diculik dalam konsentrasi menusuk pada beberapa tugas yang gila dan gainless , atau lain tampaknya dalam keadaan total berdaya dan kehilangan . Lapisan mereka perahu mengambil bentuk seperti gelombang naik- turun , menggemakan air berombak dan membuat kaki lukisan daerah ketidakstabilan berbahaya . Jiwa-jiwa ke ujung kiri dan kanan seperti bookends aneh , melampirkan tindakan dan menambahkan sentuhan sesak untuk keseluruhan . Layar teater warna berani dalam angka di tengah komposisi mencolok . The merah Dante kerudung bergema mengkhawatirkan dengan massa dipecat belakangnya , dan jelas kontras dengan mengepul biru tentang Phlegyas . Penulis Charles Blanc mencatat linen putih pada mantel Virgil , dan menggambarkannya sebagai ' bangun besar di tengah gelap , flash dalam prahara ' . [ 5 ] Adolphe Loeve - Veimars mengomentari kontras antara warna yang digunakan dalam kepala Dante , dan penggambaran yang terkutuk , menyimpulkan bahwa semua ini ' meninggalkan jiwa dengan aku tidak tahu apa yang jatuh kesan ' [ 6 ] [ 4 ] .
Tetes air pada terkutuk
Disandingkan putih, hijau , pigmen kuning dan merah .
Tetesan air mengalir di tubuh para terkutuk yang dicat dengan cara yang jarang terlihat sampai dengan awal abad kesembilan belas . Empat berbeda , pigmen dicampur , dalam jumlah discretely diterapkan terdiri citra satu tetes dan bayangannya . Putih digunakan untuk menyoroti , stroke kuning dan hijau masing-masing menunjukkan panjang drop , dan bayangan berwarna merah .

5)     

JUDUl                         : The Women of Algiers

UKURAN                  : 180 × 229cm

HARGA                     :

PELUKIS                   : Eugene Delacroix

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      : 1834

MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN :

Lukisan ini pertama kali ditampilkan di Salon , di mana ia dikagumi . Raja Louis Philippe membelinya dan disajikan ke Musée du Luxembourg , yang pada waktu itu adalah sebuah museum untuk seni kontemporer . Setelah kematian artis pada tahun 1874 lukisan itu dipindahkan ke Louvre , di mana diadakan hari ini .Lukisan ini terkenal karena konotasi seksualnya , melainkan menggambarkan selir Aljazair harem dengan hookah , digunakan untuk merokok ganja atau opium . Pada abad ke-19 , ia dikenal untuk konten seksual dan orientalisme nya . Lukisan itu menjabat sebagai sumber inspirasi bagi impresionis kemudian, dan serangkaian 15 lukisan dan berbagai gambar oleh Pablo Picasso pada tahun 1954. Harem adegan dalam lukisan dan buku yang sangat populer dalam waktu Delacroix . French lukisan Orientalis melepas dengan kampanye Mesir Napoleon dari 1798, tahun di mana Delacroix lahir . Titik tinggi ditindaklanjuti antusiasme Perancis untuk segala sesuatu Yunani selama revolusi Yunani pada 1821-1830 , selama waktu Victor Hugo menulis volume puisi Les Orientales dan Delacroix menyumbang dua lukisan , Pembantaian di Chios ( 1824 ) dan Yunani Kedaluwarsa pada reruntuhan Messolonghi ( 1826 ) , pelopor seni lukis Liberty paling terkenal Memimpin Rakyat ( 1830) .
Laki-laki Eropa membuat Harem keluar menjadi semacam rumah bordil pribadi mewah , lukisan ini memiliki lebih dari sedikit gagasan ini di dalamnya. Masalah bagi seniman Eropa adalah bahwa tidak ada Eropa dapat memperoleh akses ke Harem . Penggambaran fantasi mereka itu karenanya penemuan jelas murni dan sering hampir tak masuk akal . (lihat Jean - Léon Gerome yang 1.876 kolam renang di Harem , misalnya) Sebaliknya , Delacroix bisa mengandalkan matanya sendiri , yang meminjamkan karyanya bobot khusus, kepercayaan dan otoritas .
Namun lukisan ini mencerminkan apa-apa tapi kenyataannya , melainkan menyajikan campuran observasi dan konvensi Eropa yang berlaku umum . Selain budak kulit hitam , yang tampaknya meninggalkan ruangan , para wanita yang mencolok dalam kemalasan mewah mereka . Pada kenyataannya , bagaimanapun, Harem akan penuh dengan anak-anak dan semua jenis kegiatan - perempuan akan sama sekali tidak sendirian dan diam menunggu kembalinya laki-laki mereka .Hal ini bahkan lebih menakjubkan sebagai Delacroix sendiri mencatat dalam bukunya jurnal bahwa anak-anak tidak boleh diabaikan . Alam dan domestik pengaturan sehingga menjadi rumah bordil , misalnya akan mudah untuk menemukan di Paris .



















BIOGRAFI
Nama lahir                   :Joseph William Turner Mallord

Lahir                            :akhir April - awal Mei 1775, dibaptis 14 Mei
Covent Garden , London, Inggris

Wafat                          :19 Desember 1851 (umur 76)
Cheyne berjalan , Chelsea , Inggris

Kebangsaan                 : Inggris

Pekerjaan                     : Pelukis

Aliran                          : Romantisme

Joseph William Turner Mallord,RA (dibaptis 14 Mei 1775 - 19 Desember 1851) adalah seorang InggrisRomantispelukis pemandangan , air colourist , dan zaman Renaisans .Turner dianggap sebagai tokoh kontroversial pada zamannya, namun kini dianggap sebagai seniman yang ditinggikan lukisan pemandangan ke bukit menyaingi sejarah lukisan . Meskipun terkenal karena lukisan minyak nya, Turner juga merupakan salah satu empu British cat air lanskap lukisan.Dia dikenal sebagai "pelukis cahaya" dan karyanya dianggap sebagai pengantar Romantis ke Impresionisme .Beberapa karyanya juga dikutip sebagai contoh Seni Abstrak ada sebelum pengakuan di awal abad kedua puluh.

Kehidupan awal

Joseph William Turner Mallord dibaptis pada 14 Mei 1775, namun tanggal kelahirannya tidak diketahui.Hal ini umumnya percaya ia dilahirkan antara akhir April dan awal Mei.Turner sendiri mengaku ia lahir pada tanggal 23 April, tetapi tidak ada bukti ini. Ia lahir di Lane Maiden, Covent Garden , London, Inggris. Ayahnya, William Turner (1745-1721 September 1829) , adalah seorang tukang cukur dan wig pembuat, Ibunya, Mary Marshall, berasal dari keluarga tukang daging. Sebuah adik, Mary Ann, lahir di September 1778 namun meninggal berusia empat bulan Agustus 1783.

Menggambar Gereja St John, Margate oleh Turner dari seluruh 1786, ketika ia telah berusia 11 atau 12 tahun.Yang ambisius tapi tidak yakin gambar menunjukkan perjuangan dini dengan perspektif yang dapat dibandingkan dengan tugas-tugas selanjutnya
A View of Uskup Agung Istana, Lambeth - cat air ini adalah Turner pertama yang diterima untuk pameran tahunan Royal Academy pada bulan April 1790, bulan ia berbalik lima belas.Gambar adalah presentasi teknis Turner pemahaman yang kuat dari unsur perspektif dengan beberapa bangunan di sudut tajam satu sama lain, menunjukkan Turner penguasaan menyeluruh gaya topografi Thomas Malton itu.
Pada 1785, sebagai hasil dari "fit penyakit" dalam keluarga  Turner muda dikirim untuk tinggal bersama pamannya ibu, Joseph Mallord William Marshall, di Brentford , maka sebuah kota kecil di tepi yang Sungai Thames barat London.Dari periode ini, paling awal yang diketahui latihan artistik oleh Turner ditemukan, serangkaian pewarna sederhana piring terukir dari Henry Boswell Picturesque View of Antiquities Inggris dan Wales. Sekitar 1786, Turner dikirim ke Margate di utara- timur Kent pantai.Di sini ia menghasilkan serangkaian gambar dari kota dan daerah sekitarnya bayangan kemudian bekerja.Turner kembali ke Margate berkali-kali di kemudian hari. Pada saat ini, gambar Turner sedang dipamerkan di jendela toko ayahnya dan dijual untuk beberapa shilling. Ayahnya membual dengan artis Thomas Stothard bahwa: "Anakku , Pak, akan menjadi pelukis ". Pada tahun 1789 Turner lagi tinggal dengan pamannya, yang telah pensiun untuk Sunningwell di Oxford.Seluruh sketsa kerja dari waktu ini di Oxford bertahan, serta cat air dari Oxford.Penggunaan sketsa pensil di atas lokasi sebagai dasar untuk lukisan kemudian selesai membentuk dasar dari gaya kerja penting Turner untuk seluruh karir.
Banyak sketsa awal oleh Turner adalah studi arsitektur dan / atau latihan dalam perspektif dan diketahui bahwa sebagai seorang pemuda ia bekerja untuk beberapa arsitek termasuk Thomas Hardwick (junior) , James Wyatt dan Joseph Bonomi the Elder . Pada akhir dari 1789 ia juga mulai belajar di bawah topografi juru Thomas Malton, siapa Turner kemudian akan menyebut "Tuanku nyata". Ia masuk Royal Academy of Art sekolah di tahun 1789, saat ia berusia 14 tahun, dan diterima ke dalam akademi setahun kemudian. Sir Joshua Reynolds , presiden Royal Academy, ketua panel yang mengakui dia.Pada awalnya Turner menunjukkan minat dalam arsitektur tetapi disarankan untuk terus melukis oleh arsitek Thomas Hardwick.Pertama cat air lukisanA View of istana Uskup Agung, Lambeth diterima untuk Royal Academy pameran musim panas tahun 1790 ketika Turner adalah 15.
Sebagai calon di akademi, dia diajarkan menggambar dari gips plester patung antik dan namanya muncul dalam registri akademi lebih dari seratus kali dari Juli 1790 sampai Oktober 1793. Pada Juni 1792 ia mengaku kehidupan kelas untuk belajar menggambar tubuh manusia dari model telanjang. Turner dipamerkan cat air setiap tahun di akademi - bepergian di musim panas dan lukisan di musim dingin.Ia melakukan perjalanan secara luas di seluruh Inggris, terutama ke Wales , dan menghasilkan berbagai sketsa untuk bekerja menjadi kajian dan cat air.Ini terutama berfokus pada karya arsitektur, yang dimanfaatkan keahliannya sebagai juru. Pada tahun 1793, ia menunjukkan cat air berjudul The Rising Squall -. Hot Wells dari St Vincent Batu Bristol (sekarang hilang) yang meramalkan efek kemudian iklim nya Cunningham dalam daftar kematian dari Turner menulis bahwa itu adalah: "diakui oleh beberapa bijaksana sebagai upaya nobel di angkat dalam lanskap seni keluar dari insipidities jinak ... [dan] evinced untuk pertama kali diadakan itu penguasaan efek yang ia kini adil dirayakan. "
Turner dipamerkan pertama lukisan minyak di akademi pada tahun 1796, Nelayan di Sea: adegan terang bulan nokturnal The Needles , yang terletak di lepas Isle of Wight .Citra kapal dalam bahaya kontras cahaya dingin bulan dengan cahaya cahaya api lentera nelayan. Wilton mengatakan bahwa gambar: "Apakah ringkasan dari semua yang telah dikatakan tentang laut oleh seniman dari delapan belas abad. " dan menunjukkan pengaruh yang kuat oleh para artis seperti Horace Vernet , Philip James de Loutherbourg , Peter Monamy dan Francis Swaine , yang dikagumi karena lukisan laut moonlight nya.Lukisan ini tidak bisa dikatakan untuk menunjukkan pengaruh Willem van de Velde Muda , tidak adegan nokturnal tunggal dikenal oleh pelukis itu.Beberapa pekerjaan kemudian, bagaimanapun, seperti yang ditunjukkan di bawah ini, diciptakan untuk menyaingi atau melengkapi cara seniman Belanda.Gambar itu dipuji oleh kritikus kontemporer dan mendirikan reputasi Turner, baik sebagai pelukis cat minyak dan sebagai pelukis adegan maritim.

Awal karir

Turner bepergian secara luas di Eropa, dimulai dengan Perancis dan Swiss pada tahun 1802 dan belajar di Louvre di Paris pada tahun yang sama.Dia membuat banyak kunjungan ke Venesia.Pada kunjungan ke Lyme Regis, di Dorset ia melukis adegan badai (sekarang di Museum Seni Cincinnati ).
Dukungan yang penting untuk karyanya datang dari Walter Ramsden Fawkes , dari Farnley Balai , dekat Otley di Yorkshire, yang menjadi teman dekat artis.Turner pertama kali mengunjungi Otley tahun 1797, berusia 22, ketika ditugaskan untuk melukis cat air daerah.Dia begitu tertarik pada Otley dan daerah sekitarnya bahwa ia kembali ke sana sepanjang karirnya.Heboh latar belakang Hannibal Crossing The Alps dianggap telah terinspirasi oleh badai selama Chevin di Otley sementara ia tinggal di Farnley Hall.
Turner sering menjadi tamu dari George O'Brien Wyndham, 3rd Earl of Egremont , di Petworth House di West Sussex dan adegan dicat bahwa Egremont didanai diambil dari dasar rumah dan pedesaan Sussex, termasuk pemandangan Canal Chichester.Petworth House masih menampilkan sejumlah lukisan.

Kehidupan pribadi

Sebagai Turner tumbuh dewasa, ia menjadi lebih eksentrik.Dia memiliki beberapa teman dekat kecuali ayahnya, yang tinggal bersamanya selama 30 tahun dan bekerja sebagai asisten studionya.Kematian ayahnya pada tahun 1829 memiliki efek mendalam, dan setelah itu ia tunduk pada serangan depresi .Dia tidak pernah menikah tapi punya hubungan dengan seorang janda tua, Sarah Danby.Dia diyakini telah menjadi ayah dari dua putri lahir pada tahun 1801 dan 1811.

Kematian

Turner meninggal di rumah nya nyonya Sophia Caroline Booth di Cheyne Berjalan di Chelsea pada tanggal 19 Desember 1851.Dia dikatakan telah mengucapkan kata-kata terakhir "Matahari adalah Allah" sebelum berakhir. Atas permintaannya ia dimakamkan di Katedral St Paul , di mana ia terletak di sebelah Sir Joshua Reynolds .Pameran terakhir di Royal Academy adalah pada tahun 1850.
Teman Turner, arsitek Philip Hardwick (1792-1870), putra gurunya, Thomas Hardwick , bertugas membuat pemakaman pengaturan dan menulis bagi mereka yang tahu Turner untuk memberitahu mereka pada saat kematiannya itu, "saya harus memberitahu Anda, kami telah kehilangan dia. "Pelaksana lainnya adalah sepupunya dan kepala pelayat di pemakaman, Henry Harpur IV (dermawan Westminster - sekarang Chelsea & Westminster - Rumah Sakit ), Revd.Henry Scott Pemangkas, George Jones RA dan Charles Turner AR.





KARYA LUKIS

1)     
JUDUL                       : Dido Building Carthage atau Kebangkitan Kekaisaran Kartago

UKURAN                  :155,5 cm (61,2 in) dengan 230 cm (91 in

HARGA                     :

PELUKIS                   : Josseph William Turner

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      : 1815

MEDIA                       :Lukisan cat minyak di atas kanvas
KETERANGAN LUKISAN             :
Bangunan Dido Carthage, atau Kebangkitan Kekaisaran Kartago adalah lukisan minyak di atas kanvas oleh JMW Turner .Lukisan adalah salah satu karya Turner yang paling penting, sangat dipengaruhi oleh lanskap klasik bercahaya Claude Lorraine .Turner menggambarkannya sebagai nya chef d'oeuvre .Pertama kali dipamerkan di Royal Academy pameran musim panas tahun 1815, Turner terus lukisan sampai ia meninggalkan untuk bangsa dalam Warisan Turner .Telah diselenggarakan oleh Galeri Nasional di London sejak 1856.
Subjek adalah pemandangan klasik yang diambil dari Virgil 's Aeneid .Angka dengan warna biru dan putih di sebelah kiri adalah Dido , mengarahkan pembangun kota baru Carthage .Sosok di depannya, mengenakan baju besi dan menghadap jauh dari penampil, mungkin dia Trojan kekasih Aeneas .Beberapa anak bermain dengan perahu mainan tipis dalam air, melambangkan kekuatan angkatan laut tumbuh tetapi rapuh Carthage, sedangkan makam mati suaminya Sychaeus sisanya di sebelah kanan lukisan, di bank lain muara, pertanda yang akhirnya azab Carthage.
Lukisan berukuran 155,5 cm (61,2 in) dengan 230 cm (91 in) dengan bagian atas lukisan didominasi oleh matahari terbit kuning yang intens, melambangkan fajar sebuah kerajaan baru.The letusan Gunung Tambora pada April 1815 menciptakan matahari terbit dan matahari terbenam megah yang mungkin telah mengilhami lukisan Turner dalam periode ini.Lukisan secara luas dikagumi ketika pertama kali dipamerkan di pameran musim panas Akademi Kerajaan pada tahun 1815 bersama-sama Crossing the Brook, pemandangan pastoral Sungai Tamar di Devon juga terinspirasi oleh Claude.Namun, pekerjaan Turner dikritik oleh Sir George Beaumont , yang mengeluh bahwa itu "dicat dalam rasa palsu, tidak benar dengan alam" dan tidak mencapai ketinggian karya Claude.Turner dipamerkan sepotong pendamping, The Decline of Kekaisaran Kartago , pada pameran musim panas tahun 1817.
Dalam draft pertama kehendak pertamanya pada tahun 1829, Turner menetapkan bahwa ia harus dikubur dalam kanvas Dido bangunan Carthage, tapi berubah pikiran untuk membuat sumbangan dari lukisan dan The Decline of Kekaisaran Kartago ke Galeri Nasional, Kondisi bahwa dua lukisannya harus selalu digantung kedua sisi Claude Seaport dengan Embarkasi dari Ratu Sheba , lukisan yang Turner pertama kali melihat ketika itu adalah bagian dari koleksi Angerstein yang kemudian menjadi inti untuk Galeri Nasional.Kehendak direvisi Nya 1831 berubah hibah, sehingga bangunan Dido Carthage akan disertai dengan Sun naik melalui uap , dan dua karya akan dipamerkan bersama dengan Pelabuhan Embarkasi dari Ratu Sheba dan Landscape dengan Pernikahan Ishak dan Ribka (juga dikenal sebagai The Mill).Sebuah ketentuan tambahan pada tahun 1848 menyumbangkan sisa karyanya diselesaikan ke Galeri Nasional yang baru di Trafalgar Square, sehingga mereka dapat ditampilkan bersama-sama.The Turner Warisan ditentang oleh keluarganya, tapi diselesaikan oleh 1856 ketika karya yang diakuisisi oleh National Gallery.Sebagian besar Turner bekerja akhirnya pindah ke Tate Gallery di awal abad ke-20, namun Dido bangunan Carthage dan Sun naik melalui uap tetap di Galeri Nasional, ditunjukkan dengan Claudes, beberapa karya lain yang dipilih oleh Turner, termasuk Rain, Uap dan Kecepatan dan The Berjuang Temeraire tetap sebagai contoh lukisan Inggris di Galeri Nasional.
2)     
JUDUL                       : Inggris: Eruption Vesuvius
Français: Eruption du Vesuve
Italiano: Eruzione del Vesuvio
UKURAN                  : 286 X 397 mm
HARGA                     : Tidak Dijual
PELUKIS                   : Josseph William Turner
ALIRAN                    : Romantisme
TAHUN                      :1817
MEDIA                       :Cat air dan menggores keluar


KETERANGAN LUKISAN :
Lukisan mencatat salah satu bencana yang paling bencana di dunia dan letusan adegan, Letusan Gunung Vesuvius di 79AD ( Destruction ) . Letusan menyapu seluruh kota Pompeii , mengubur seluruh kota di bawah ashes.Turner adalah salah satu pelukis impresionis awal dan diyakini telah memulai gerakan seni ini ( Erupsi ) . Salah satu gaya paling signifikan dari lukisan Turner adalah bahwa ia menggabungkan dua jenis menyaingi lukisan , sejarah dan lansekap ( Destruction ) .
Kesan dari " Letusan Gunung Vesuvius " adalah ketakutan , yang " badai " dan aliran piroklastik yang dilepaskan ke langit . Penggunaan abu-abu terang dari mulut gunung berapi perlahan penggabungan menjadi warna mellow gelap menangkap ketakutan dan kekuatan Vesuvius . Turner juga diakui menggunakan cat air dengan cat minyak sebagai akibat dari menciptakan adegan cairan , hidup dan energik , menciptakan suasana yang sangat baik . Warna-warna lembut dicampur dengan abu-abu biru menyarankan dunia ini akan segera berakhir . Sebuah refleksi dari adegan dramatis ini juga dapat dilihat di dalam air . Warga yang melarikan diri didakwa ketidakberdayaan manusia dan menunjukkan sifat mengalahkan kemanusiaan. Cahaya ditekankan dalam lukisan Turner karena ia percaya itu mewakili Tuhan ( Destruction ) . Turner membandingkan daya alam untuk kuasa Allah dengan menggunakan cahaya yang dilepaskan oleh gunung berapi dalam lukisannya . Perbandingan menunjukkan bahwa pria tidak memiliki kekuatan melawan alam sebagai alam mirip dengan Allah .
Pada 79AD , yang Letusan Gunung Vesuvius mengubur seluruh kota Pompeii , mengambil kedua tanah air dan kehidupan masyarakat pergi . Ini bencana alam besar mencerminkan kekuatan alam sekali lagi , menunjukkan bagaimana pria tidak memiliki kesempatan untuk melawan itu . Turner dibandingkan kedua kekuatan alam dan Tuhan dalam lukisan dengan penggunaan cahaya di atas mulut gunung berapi . Kekuatan alam yang rusak dan setan.

3)     

JUDUL                       : Sunrise With Sea Monster


UKURAN                  : 91,4 cm x 121,9 cm (36 in × 48 in)

HARGA                     : Tidak dijual

PELUKIS                   : Josseph William Turner

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      : 1845

MEDIA                       : Lukisan cat minyak pada kanvas
KETERANGAN LUKISAN :
Menjelang akhir karirnya Turner menciptakan lukisan ini di kota pesisir Margate , pada sekitar 1845.Ini ukuran 91,4 dengan 121,9 cm (36,0 in × 48, in).Lukisan itu menggambarkan matahari terbit kuning kabur melalui laut abu-abu bergolak.Bersembunyi di sudut kiri bawah adalah berputar pink dan merah biasanya diidentifikasi sebagai Monster Laut eponymous.
Selain unsur-unsur dasar, meskipun, interpretasi dari lukisan adalah sumber dari banyak belajar danspekulasi terbuka. The Tate Gallery menyatakan bahwa "monster" hanyalah sebuah ikan. The Tate dan sumber lain mengandaikan bahwa bagian kecil dari empat atau lima lintas hitam menetas mungkin bagian dari jaring ikan .Kritikus James Hamilton berspekulasi bahwa kabut bisa menyembunyikan uap didorong paddleboat yang dikonsumsi oleh ikan raksasa atau paus, yang merupakan subyek dari banyak karya Turner kemudian.Teori steamboat ini konsisten dengan penafsiran dari banyak karya kemudian Turner lainnya, sebagai respon terhadap perubahan teknologi yang dibawa oleh Revolusi Industri . Sumber-sumber lain mengklaim bahwa monster sebenarnya hanya itu: Michael Bockemuhl menunjukkan bahwa pusaran bergabung membentuk raksasa tunggal dengan mata besar dan mulut terbuka yang berenang menuju pengamat. Mereka juga dapat dibandingkan dengan makhluk-makhluk mengerikan dalam air terkenal Turner budak Melontar laut Mati dan Sekarat-Topan datang.
Sebuah interpretasi alternatif adalah bahwa tidak ada ada sama sekali,. Setidaknya ada jasmani Gunnar Schmidt mengklaim lukisan itu memiliki dua zona-langit cerah hangat, dan air dingin dan gelap yang pada antarmuka mereka adalah massa hanyut uap yang memiliki partikel dan vortisitas tapi tidak ada bentuk atau batas. Dalam pandangannya, itu adalah proses termal yang sedang dibandingkan dengan "monster" kekuatan mesin dan mesin industri Elizabeth Ermarth berjalan lebih jauh, membandingkan lukisan ini dengan Turner Pemandangan pegunungan datang, dan mengklaim mereka adalah "representasi hampir seluruhnya abstrak ruang seperti suasana murni, sebagai medium murni cahaya."
Bentuk lain juga dapat ditafsirkan dari lukisan itu.Tate Museum menunjukkan bahwa patch besar merah dan putih di dekatnya dapat ditafsirkan sebagai pelampung laut, sementara 1907 katalog dari museum menunjukkan bahwa gunung es dapat dilihat di kejauhanBockemuhl melihat kepala anjing di bentuk di dalam air di sebelah kiri dari rakasa.Ini citra bervariasi dan fantastis dicatat dalam banyak analisis karya Turner nanti.
4)     

JUDUL                                   :The Fighting 'Téméraire' tugged to her last Berth to be broken up

UKURAN                              :48.03 inci lebar x 35.83 inci tinggi

HARGA                                 : Tidak dijual

PELUKIS                               : Josseph William Turner

ALIRAN                                : Romantisme

TAHUN                                  : 1839

MEDIA                                   : Lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN             :
Komposisi lukisan ini tidak biasa dalam bahwa objek yang paling signifikan, kapal perang tua, adalah posisi yang baik di sebelah kiri lukisan itu, di mana ia terbit dalam kemegahan megah dan warna hampir angker terhadap segitiga langit biru dan meningkatnya kabut yang melemparkannya menjadi lega.Keindahan kapal tua sangat kontras dengan kotor menghitam kapal tunda dengan menjulang tinggi cerobong asap , yang scurries seluruh permukaan masih sungai "seperti kumbang air".
Turner menggunakan segitiga biru untuk membingkai segitiga kedua kapal bertiang, yang semakin menurun dalam ukuran karena mereka menjadi lebih jauh. Temeraire dan kapal tunda telah lulus biduk kecil dengan yang galah kecuranganberlayar nyaris menangkap angin.Di luar ini persegi hela drift, dengan setiap sedikit berlayar diperpanjang.Kerajinan lain kecil menunjukkan sebagai patch putih jauh di bawah sungai.Di kejauhan, di luar tugboat kedua yang membuat jalan ke arah mereka, tiga bertiang naik kapal di jangkar.Kapal berlayar terhenti menunjukkan keusangan berlayar.
Di sisi berlawanan dari lukisan Temeraire, dan persis jarak yang sama dari frame sebagai tiang utama kapal, matahari terbenam di atas muara, sinarnya memperluas ke awan di atasnya, dan di seluruh permukaan air.Merah menyala dari awan tercermin di sungai.Ini persis mengulangi warna asap yang mengalir dari corong dari kapal tunda.Matahari terbenam melambangkan akhir dari sebuah era dalam sejarah Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
Dibalik 'Temeraire', sepotong berkilau bulan waxing melemparkan balok keperakan di seberang sungai, melambangkan dimulainya era, industri baru
Runtuhnya kekuatan heroik adalah subyek dari lukisan, dan telah menyarankan bahwa kapal singkatan artis itu sendiri, dengan masa lalu yang dicapai dan mulia tapi sekarang merenungkan kematian-Nya.Dinamakan Turner pekerjaan nya "Sayang", yang mungkin telah karena keindahannya, atau identifikasi dengan subjek.
Lukisan ini digunakan dalam film James Bond 2012 Skyfall menjadi simbol dari usia Bond dan berdiri saat ini dalam MI6.

5)     

JUDUL                       : Deutsch: Schneesturm: Hannibal und sein Herr überqueren die Alpen
                                    Inggris: Hannibal and his Men crossing Alps
UKURAN                  : 144,7 × 236 cm (57  in × 92,9 in)

HARGA                     : TIdak dijual

PELUKIS                   : Josseph William Turner

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      : 1812

MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN             :
Badai Salju: Hannibal dan Angkatan Darat Crossing the Alps adalah lukisan minyak di atas kanvas oleh JMW Turner , pertama kali dipamerkan pada tahun 1812.Termasuk ke dalam Warisan Turner , diakui oleh National Gallery di London pada tahun 1856, dan sekarang dipegang oleh Tate Gallery .
Lukisan menggambarkan perjuangan tentara Hannibal menyeberangi Maritime Alps di 218BC, ditentang oleh kekuatan alam dan suku-suku lokal.Sebuah melengkung awan badai hitam mendominasi langit, siap untuk turun pada tentara di lembah di bawah, dengan matahari oranye-kuning mencoba untuk menerobos awan.Sebuah longsoran putih cascades turun gunung ke kanan.Hannibal sendiri tidak jelas digambarkan, tetapi mungkin naik gajah hanya terlihat di kejauhan.Binatang besar ini dikerdilkan oleh badai dan lanskap, dengan dataran yang diterangi matahari Italia membuka luar.Di latar depan, Salassian suku berjuang barisan belakang Hannibal, konfrontasi yang dijelaskan dalam sejarah Polybius dan Livy .Lukisan berukuran 146 cm (57 in) dengan 237,5 cm (93,5 in).Ini berisi penampilan pertama dalam pekerjaan Tuner tentang pusaran oval pusaran angin, hujan dan awan, komposisi dinamis kontras terang dan gelap yang akan terulang dalam karya kemudian, seperti dia 1842 lukisan Badai salju.
Turner melihat paralel antara Hannibal dan Napoleon , dan sejaran Perang Punic antara Roma dan Kartago dan kontemporer Perang Napoleon antara Inggris dan Perancis.Lukisan adalah tanggapan Turner terhadap Jacques-Louis David potret 's Napoleon Crossing the Alps , Napoleon memimpin pasukannya selama Besar St Bernard Lulus Mei 1800, yang telah melihat Turner selama kunjungan ke Paris pada tahun 1802.Turner set lukisan di Val d'Aosta , salah satu rute mungkin bahwa Hannibal mungkin telah digunakan untuk menyeberangi pegunungan Alpen, yang Turner juga mengunjungi pada tahun 1802.
Mengidentifikasi Napoleon dan Perancis dengan Hannibal dan Kartago tidak biasa: sebagai kekuatan tanah dengan angkatan laut yang relatif lemah, Prancis lebih biasanya diidentifikasi dengan Roma, dan kekuatan angkatan laut Inggris menarik paralel dengan Carthage.Sebuah simbolisme lebih khas, menghubungkan kekuatan angkatan laut modern Inggris dengan kekuatan kuno angkatan laut Kartago, dapat dideteksi dalam karya Turner kemudian, Dido Gedung Carthage , dan The Decline of Kekaisaran Kartago .
Komposisi teratur, tanpa sumbu geometris atau perspektif, melanggar aturan tradisional komposisi.Hal ini mirip dengan Turner 1800-2 cat air, Tentara Edward I di Wales , dicat untuk menggambarkan suatu bagian dari puisi The Bard oleh Thomas Gray , di mana tentara pawai diagonal lukisan melalui melewati gunung, dan diserang oleh seorang pemanah di sebelah kiri lukisan itu.Turner digambarkan tokoh latar depan sedini 1804, dan telah mengamati badai yang mengesankan dari Farnley Balai , rumah Walter Fawkes di Yorkshire, pada tahun 1810, membuat catatan di bagian belakang surat, ia berkata kepada putra Fawkes 'Hawkesworth bahwa yang seperti akan terlihat lagi dalam dua tahun, dan itu akan disebut "Hannibal menyeberangi pegunungan Alpen".Turner juga telah terinspirasi oleh lukisan minyak yang hilang tentara Hannibal yang menurun Alpen ke Italia utara oleh watercolourist John Robert Cozens , A Landscape dengan Hannibal pada bulan Maret-Nya atas pegunungan Alpen, Menampilkan Angkatan Darat Nya dataran subur Italia, satu-satunya minyak lukisan yang dipamerkan Cozens di Royal Academy, dan juga masuk dalam daftar lukisan imajiner yang ditulis oleh Thomas Gray , yang berspekulasi bahwa Salvator Rosa bisa dicat "Hannibal melewati Alps".Memacu lain untuk membuat lukisan itu bisa saja kunjungan delegasi dari Tyrol ke London pada tahun 1809, mencari dukungan untuk menentang Napoleon.







Vicente López Portaña - el pintor Francisco de Goya.jpg

BIOGRAFI
Nama Lahir     : Francisco José de Goya y Lucientes

Lahir                : 30 Maret 1746 (Fuendetodos , Aragón , Spanyol)

Meninggal       :16 April 1828 (umur 82) Bordeaux , Prancis

Kebangsaan     : Spanyol

Lapangan        :Lukisan, gambar, patung, seni grafis

Latihan            :José Luzan

Gerakan           :Romantisisme

Goya lahir di Fuendetodos , Aragón , Spanyol , tahun 1746 kepada José de Goya y Benito Franque dan Gracia de Lucientes y Salvador. Keluarganya tinggal di sebuah rumah yang menyandang lambang keluarga ibunya. Ayahnya, yang dari Basque asal, mencari nafkah sebagai tukang menyepuh emas . Tentang 1749, keluarga itu membeli sebuah rumah di kota Saragossa dan beberapa tahun kemudian pindah ke dalamnya, Goya mungkin bersekolah di Escuelas Pias. Dia membentuk sebuah persahabatan dekat dengan Martin Zapater saat ini, dan korespondensi mereka dari 1770-an ke 1790-an merupakan sumber berharga untuk memahami awal karir Goya di istana Madrid. Pada usia 14, belajar di bawah Goya pelukis José Luzan. Dia pindah ke Madrid di mana ia belajar dengan Anton Raphael Mengs , seorang pelukis yang populer dengan Spanyol royalti. Dia bentrok dengan tuannya, dan pemeriksaan nya tidak memuaskan. Goya diajukan entri untuk Royal Academy of Fine Art pada tahun 1763 dan 1766, tapi ditolak masuk.

La Cometa, 1777-1778, salah satu kartun permadani Goya
Dia kemudian pindah ke Roma, di mana pada tahun 1771 ia memenangkan hadiah kedua dalam lomba lukis yang diselenggarakan oleh City of Parma . Belakangan tahun itu, ia kembali ke Saragossa dan dicat bagian kubah dari Basilika Pilar (termasuk Pemujaan Nama Tuhan ), sebuah siklus lukisan dinding di gereja monastik dari Charterhouse of Aula Dei , dan lukisan dinding dari Sobradiel Palace. Ia belajar dengan Francisco Bayeu y Subías dan lukisannya mulai menunjukkan tanda-tanda tonalities halus yang ia menjadi terkenal.
Goya menikahi Bayeu adik Josefa (dia menjulukinya "Pepa") pada tanggal 25 Juli 1773. Pernikahan ini, dan keanggotaan Francisco Bayeu ini dari Royal Academy of Fine Art (dari tahun 1765) membantu Goya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pelukis desain untuk ditenun oleh Royal Tapestry Factory. Di sana, selama lima tahun, ia merancang beberapa pola 42 , banyak yang digunakan untuk menghias (dan melindungi) telanjang dinding batu dari El Escorial dan Palacio Real del Pardo , tempat tinggal para raja Spanyol dekat Madrid. Ini membawa bakat seninya menjadi perhatian penguasa Spanyol yang kemudian akan memberinya akses ke istana. Dia juga melukis kanvas untuk altar Gereja San Francisco El Grande di Madrid, yang menyebabkan pengangkatannya sebagai anggota dari Royal Academy of Fine Art .
Pasukan Perancis menyerbu Spanyol pada tahun 1808, yang mengarah ke Perang Peninsular dari 1808-1814. Tingkat keterlibatan Goya dengan istana "Penyusup raja", Joseph I , saudara Napoleon Bonaparte , tidak diketahui, dia cat bekerja untuk pelanggan Perancis dan simpatisan, tetapi tetap netral selama pertempuran. Setelah pemulihan raja Spanyol, Ferdinand VII , pada tahun 1814, Goya membantah keterlibatan dengan Perancis. Ketika istrinya meninggal Josefa pada tahun 1812, ia secara mental dan emosional pengolahan perang dengan lukisan The Charge Mameluke dan The Ketiga Mei 1808 , dan mempersiapkan serangkaian cetakan kemudian dikenal sebagai The Bencana Perang (Los desastres de la guerra) . Ferdinand VII kembali ke Spanyol pada 1814, tetapi hubungan dengan Goya tidak ramah. Dia melukis potret raja untuk berbagai organisasi, tetapi tidak untuk raja sendiri.
Leocadia Weiss (Zorrilla née, b. 1790) artis pembantu, lebih muda 35 tahun, dan relatif jauh, tinggal bersama dan dirawat Goya setelah kematian Bayeu itu. Dia tinggal bersama dia dalam Quinta del Sordo villa sampai 1824 dengan putrinya Rosario . [10] Leocadia mungkin serupa dalam fitur untuk Goya istri pertama Josefa Bayeu, ke titik bahwa salah satu potret terkenal menyandang gelar hati-hati Josefa Bayeu (atau Leocadia Weiss).


The Milkmaid Bordeaux , 1825-1827, adalah yang ketiga dan terakhir Goya potret yang bisa menggambarkan Leocadia Weiss. Ini juga mungkin bisa Leocadia putri Rosario. pewarnaannya dan suasana hati sangat mirip dengan Lecodia "Black Painting".
Tidak banyak yang diketahui tentang dia luar temperamen yang berapi-api. Dia mungkin berhubungan dengan keluarga Goicoechea, sebuah dinasti kaya dimana putra seniman, Javier lemah, telah menikah. Hal ini diyakini ia memegang pandangan politik liberal dan tidak takut mengekspresikan mereka, fakta bertemu dengan ketidaksetujuan oleh keluarganya Goya. Hal ini diketahui bahwa Leocadia memiliki pernikahan bahagia dengan perhiasan, Isideo Weiss, namun dipisahkan darinya sejak 1811. Suaminya dikutip "perilaku terlarang" selama proses perceraian. Dia memiliki dua anak sebelum menikah dibubarkan, dan melahirkan ketiga, Rosario, pada tahun 1814 ketika ia berusia 26. Isideo bukan ayah, dan itu telah sering berspekulasi-meskipun dengan sedikit perusahaan-bukti bahwa anak milik Goya. Telah ada banyak spekulasi bahwa Goya dan Weiss yang hubungan romantis, bagaimanapun, adalah lebih mungkin kasih sayang antara mereka sentimental.
Hal ini tidak diketahui apakah ini 1805 Goya potret adalah istrinya Josefa Bayeu atau Leocadia Weiss
Karya Goya 1814-1819 sebagian besar ditugaskan potret, tetapi juga mencakup altarpiece dari Santa Justa dan Santa Rufina untuk Katedral Seville , seri cetak La Tauromaquia menggambarkan adegan dari adu banteng , dan mungkin adalah lukisan Los Disparates .
Pada tahun 1819, dengan ide mengisolasi dirinya sendiri, dia membeli sebuah rumah negara oleh Sungai Manzanares di luar Madrid. Ini dikenal sebagai Quinta del Sordo (kira-kira, "House of Man Deaf", berjudul setelah pemilik sebelumnya dan tidak setelah Goya sendiri). Di sana ia menciptakan Lukisan Hitam dengan intens, tema menghantui, mencerminkan ketakutan artis kegilaan dan pandangannya tentang kemanusiaan. Beberapa dari ini, termasuk Saturnus melahap Anak-Nya , dicat langsung ke dinding ruang makan dan ruang duduk.
Goya kehilangan keyakinan atau menjadi terancam oleh sikap politik dan sosial anti-liberal Spanyol monarki dipulihkan dan meninggalkan Spanyol Mei 1824 untuk Bordeaux dan kemudian Paris. Ia melakukan perjalanan ke Spanyol pada tahun 1826, namun kembali ke Bordeaux, di mana ia meninggal stroke pada tahun 1828, pada usia 82. Dia adalah dari iman Katolik dan dimakamkan di Bordeaux, pada tahun 1919 jenazahnya dipindahkan ke Royal Chapel of St Anthony La Florida di Madrid.
Leocadia yang tersisa ada dalam kehendak Goya, gundik sering diabaikan dalam keadaan seperti itu, tetapi juga kemungkinan bahwa ia tidak ingin memikirkan kematian nya dengan memikirkan atau merevisi wasiatnya. Dia menulis sejumlah teman Goya mengeluh pengecualian, tapi banyak teman-temannya Goya juga dan pada saat itu mereka adalah orang-orang tua dan telah meninggal, atau meninggal sebelum mereka bisa menjawab. Sebagian besar miskin ia pindah ke akomodasi sewaan dan diteruskan copy nya dari Caprichos secara gratis.
Goya melukis keluarga kerajaan Spanyol, termasuk dari Charles IV Spanyol dan Ferdinand VII . Kisaran tematik diperpanjang dari festival meriah untuk permadani , rancangan kartun, untuk adegan perang dan kehinaan manusia. Evolusi ini mencerminkan penggelapan amarahnya. Dokter modern menduga bahwa memimpin dalam pigmen nya meracuninya dan menyebabkan nya tuli
setelah 1792. Menjelang akhir hidupnya, ia menjadi penyendiri dan diproduksi lukisan menakutkan dan tidak jelas dari kegilaan, kegilaan, dan fantasi, sementara gaya Hitam Lukisan prefigures yang ekspresionis gerakan.
Dua lukisan terkenal Goya adalah The Nude Maja (La maja Desnuda) dan The Maja Berpakaian (La maja vestida). Mereka menggambarkan wanita yang sama di pose yang sama, telanjang dan berpakaian, masing-masing. Tanpa pretensi untuk makna alegoris atau mitologi, lukisan itu "benar-benar yang pertama profan seukuran wanita telanjang dalam seni Barat".
Identitas para Majas tidak pasti. Model yang paling populer dikutip adalah Duchess of Alba , dengan siapa Goya kadang-kadang dianggap telah berselingkuh, dan Pepita Tudo, nyonya Manuel de Godoy . Baik teori telah diverifikasi, dan tetap sebagai kemungkinan bahwa lukisan merupakan suatu komposit ideal. Lukisan-lukisan yang pernah secara terbuka dipamerkan selama masa Goya, Gereja Katolik memiliki larangan keras diberlakukan pada penciptaan dan tampilan telanjang artistik. Mereka dimiliki oleh Godoy, Perdana Menteri Spanyol dan favorit Ratu, María Luisa . Pada tahun 1808 properti semua Godoy yang ditangkap oleh Ferdinand VII setelah kejatuhannya dari kekuasaan dan pengasingan, dan tahun 1813 yang Inkuisisi menyita kedua karya sebagai 'cabul', kembali mereka pada 1836 untuk Academy of Fine Arts of San Fernando.
Dalam periode pemulihan selama 1793-1794, Goya menyelesaikan satu set sebelas gambar kecil yang dicat di kaleng, dikenal sebagai Fantasi dan Invention, mereka menandai perubahan yang signifikan dalam seni. Mereka tidak lagi mewakili dunia karnaval populer digambarkan dalam beberapa nya kartun permadani , melainkan sebuah dunia gelap dan dramatis mimpi fantasi. Halaman dengan Lunatics adalah mengerikan, visi imajiner kesepian, ketakutan, dan keterasingan sosial - keberangkatan dari pengobatan agak lebih dangkal penyakit mental dalam karya-karya seniman sebelumnya seperti Hogarth . Penghukuman kebrutalan terhadap tahanan (baik pidana atau gila) adalah subyek yang Goya diuji dalam karya yang berfokus pada degradasi sosok manusia.
Saat ia selesai Halaman dengan Lunatics, Goya adalah dirinya menjalani fisik dan gangguan mental . Itu terjadi beberapa minggu setelah deklarasi perang Prancis di Spanyol, dan penyakit Goya sedang berkembang. Sebuah kontemporer melaporkan, "Suara-suara di kepala dan tuli itu tidak membaik,namun visinya jauh lebih baik dan dia kembali mengendalikan keseimbangan." Gejala-gejala ini dapat menunjukkan ensefalitis virus berkepanjangan, atau mungkin seri miniatur stroke akibat tekanan darah tinggi dan mempengaruhi pendengaran dan pusat keseimbangan otak. Tiga serangkai tinnitus , episode ketidakseimbangan , dan progresif tuli juga khas penyakit Ménière . Hal ini bahkan mungkin bahwa Goya menderita keracunan timbal kumulatif, karena ia menggunakan sejumlah besar timah putih dalam lukisannya, baik sebagai kanvas primer dan sebagai warna dasar. Lain penilaian diagnostik postmortem mengarah ke demensia paranoid akibat trauma otak yang tidak diketahui (mungkin akibat dari penyakit yang tak diketahui yang ia dilaporkan). Jika hal ini terjadi, dari sini kita melihat serangan berbahaya pada kemampuannya mewujudkan sebagai fitur paranoid dalam lukisannya, dan berpuncak pada lukisan hitamnya, terutama Saturnus melahap Sons Nya .
Pada 1799 Goya menerbitkan serangkaian 80 cetakan berjudul Caprichos yang menggambarkan apa yang dia sebut sebagai "kelemahan tak terhitung dan kebodohan dapat ditemukan dalam setiap masyarakat beradab, dan dari prasangka umum dan praktik curang yang kustom, ketidaktahuan, atau kepentingan pribadi telah membuat biasa ".
Visi gelap digambarkan dalam cetak yang sebagian dijelaskan oleh keterangan nya, "Tidurnya Alasan menghasilkan monster". Namun ini tidak semata-mata suram di alam dan menunjukkan kecerdasan tajam menyindir artis, terutama jelas dalam lukisan seperti Berburu Gigi. Selain itu, seseorang dapat membedakan benang menjalankan mengerikan melalui karya Goya, bahkan dalam sebelumnya kartun permadani . Sebagian popularist dalam rococo gaya, kartun diselesaikan di awal karirnya, ketika ia sebagian besar tidak diketahui dan secara aktif mencari komisi. Pada tahun 1774, ia diminta oleh seniman Jerman Anton Raphael Mengs , atas nama mahkota Spanyol, untuk melakukan seri. Sementara merancang permadani bukanlah bergengsi atau dibayar dengan baik, Goya digunakan mereka, bersama dengan ukiran awal, untuk membawa dirinya ke perhatian yang lebih luas. Mereka diberikan kontak pertamanya dengan monarki Spanyol yang akhirnya menunjuk dia pelukis istana .
Pada 1810-an itu, Goya menciptakan satu set aquatint mencetak berjudul The Bencana Perang . Meskipun ia tidak membuat niatnya diketahui saat membuat piring, sejarawan seni melihatnya sebagai protes visual yang melawan kekerasan dari 1.808 Dos de Mayo Uprising , selanjutnya Peninsular Perang dari 1808-1814 dan kemunduran penyebab liberal setelah restorasi dari monarki Bourbon pada tahun 1814. Adegan yang luar biasa mengganggu, kadang-kadang mengerikan dalam penggambaran mereka medan horor, dan mewakili hati nurani marah dalam menghadapi kematian dan kehancuran.Mereka tidak dipublikasikan sampai 1863, 35 tahun setelah kematiannya. Sangat mungkin bahwa hanya kemudian itu dianggap aman secara politik untuk mendistribusikan urutan karya seni mengkritik kedua Bourbon Perancis dan dipulihkan.
Pertama 47 piring dalam seri fokus pada insiden dari perang dan menunjukkan konsekuensi konflik pada oknum tentara dan warga sipil. Seri tengah (piring 48-64) mencatat dampak bencana kelaparan yang melanda Madrid pada 1811-1812, sebelum kota itu dibebaskan dari Perancis. Final 17 mencerminkan kekecewaan pahit liberal ketika dipulihkan Bourbon monarki, didorong oleh hirarki Katolik, menolak Konstitusi Spanyol 1812 dan menentang negara dan reformasi agama. Sejak publikasi pertama mereka, adegan Goya kekejaman, kelaparan, degradasi dan penghinaan telah digambarkan sebagai "luar biasa berbunga kemarahan.
Di kemudian hari Goya membeli rumah, yang disebut Quinta del Sordo ("Deaf Man House"), dan dicat banyak lukisan yang tidak biasa di atas kanvas dan di dinding, termasuk referensi ilmu sihir dan perang. Salah satunya yang terkenal adalah karya Saturnus melahap Anak-Nya (dikenal secara informal dalam beberapa kalangan sebagai Devoration atau Saturnus Eats Anak-Nya), yang
menampilkan mitologi Yunani-Romawi adegan dewa Saturnus memakan seorang anak, mungkin mengacu pada konflik sipil yang sedang berlangsung Spanyol . Serial ini telah digambarkan sebagai "yang paling penting untuk pemahaman kita tentang kondisi manusia di zaman modern, seperti Michelangelo 's Sistine langit-langit sangat penting untuk memahami tenor abad ke-16 ".
Pada usia 75, sendirian dan dalam keputusasaan mental dan fisik, ia menyelesaikan pekerjaan sebagai salah satu dari 14 nya Lukisan Hitam , yang semuanya dieksekusi dalam minyak langsung ke plester dinding rumahnya. Goya tidak berniat untuk lukisan yang akan dipamerkan, tidak menulis dari mereka, dan kemungkinan tidak pernah berbicara tentang mereka. Itu tidak sampai sekitar 1874, sekitar 50 tahun setelah kematiannya, bahwa mereka dibawa turun dan ditransfer ke dukungan kanvas . Banyak karya-karya secara signifikan berubah selama restorasi, dan dalam kata-kata Arthur Lubow apa tetap adalah "yang terbaik faksimili kasar apa Goya dicat." Pengaruh waktu pada mural, ditambah dengan kerusakan tak terelakkan disebabkan oleh operasi halus memasang plester runtuh di atas kanvas, berarti bahwa sebagian besar mural menderita kerusakan parah dan hilangnya cat. Hari ini mereka berada pada tampilan permanen di Museo del Prado , Madrid.





KARYA LUKIS

1)      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmsMsVq0Okvr58Jd-lPZEG2HAbS5TTIcMA45z8Pa8mVgdS9AmbU0SN4GpHWiJ4pJwDvch4EOhvkyYSnaviief11Xq7AV29EzavzbjrfsaZtl4X4XoihV6Z5cvu-HiVZanS08KUbD75EKGO/s400/Allegory+of+the+City+of+Madrid+by+Francisco+Goya,++170cm+X+120cm,+Rp.17.500.000+(Framed).jpg
JUDUL                       : Allegory of the City of Madrid

UKURAN                  : 170 X 120 cm

HARGA                     : Rp 17.500.000

PELUKIS                   : Francisco Goya

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      : 1810

MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas kanvas


KETERANGAN LUKISAN :

Pada akhir 1809, selama pendudukan Perancis Madrid, Goya terpilih sebagai 'el pintor madrileno por excelencia' untuk melukis potret Joseph Bonaparte untuk Dewan Kota. Dengan tidak adanya Raja Perancis, Goya terdiri gambar ini, digambarkan pada saat itu sebagai 'tentu layak tujuan yang dimaksudkan', memperkenalkan potret Yusuf (setelah ukiran) di medali, yang angka personifying Madrid poin. Dengan perubahan nasib perang potret ini digantikan (dengan tangan lain) dengan kata 'Constitución', dengan potret lain Yusuf, lagi dengan 'Constitución' dan pada akhir perang oleh potret Ferdinand VII. Akhirnya pada tahun 1843 ia menerima tulisan ini 'DOS DE MAYO' ('The kedua Mei') mengacu pada populer naik melawan Prancis di Madrid pada tahun 1808. Komposisi alegoris mengejutkan konvensional mungkin didikte oleh tujuan yang awalnya dicat. Ini berbeda mencolok dengan realisme dan semangat adegan dari rising yang Goya dicat empat tahun kemudian.

2)      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyBGajWKTZCkelosrBxzp-tsR5GNPKAEUDab-M87q88io7aac0Enr_vSgf36dRhNT6PvGGQjfReGznQTRrOB9AGSv6HM4QGbUM7bKxOtiAlUSORLNJd7f3EkID4PlSXeMJpMmOa79iTi7P/s400/A+Village+Bullfight+by+Francisco+Goya,++100cm+X+180cm,Rp.18.000.000+(Framed).jpg

JUDUL                       : Village A Bullfight

UKURAN                  :100cm X 180cm

HARGA                     :Rp.18.000.000

PELUKIS                   :Francisco goya

ALIRAN                    :romantisme

TAHUN                      :1816

MEDIA                       :cat minyak on kanvas

KETERANGAN LUKISAN :
Meskipun banyak orang sezamannya menentang adu banteng (Charles III memberlakukan pembatasan olahraga, itu dilarang pada tahun 1808, tetapi larangan tersebut dicabut oleh Joseph Bonaparte pada tahun 1810), ada banyak alasan untuk percaya bahwa Goya adalah seorang pecinta. Bahkan ada beberapa kebenaran dalam cerita-cerita dari penampilannya di atas ring. Goya membuat potret beberapa bullfighters dan banyak lukisan, gambar dan ukiran dari olahraga nasional. Sebuah adegan dari umpan dari sapi jantan muda {La Novillada}, di mana ia digambarkan sendiri, adalah subjek dari salah satu kartun permadani awal, dan pembulatan dari banteng (El Encierro de los toros) adalah salah satu dari dekorasi nya untuk Osuna kediaman. Pada 1816 ia menerbitkan Tauromaquia, serangkaian 33 lukisan, yang ia telah membuat banyak gambar. Di antara karya terakhirnya dieksekusi di Perancis adalah satu set empat litograf, Bulls dari Bordeaux.

Adu banteng Desa adalah salah satu lukisannya yang paling mengesankan dari subjek. Gaya samar dan nada gelap menciptakan kesan hidup dari tindakan protagonis dan kerumunan padat penonton dikelompokkan putaran TKP. Itu mungkin dalam pengaturan seperti inilah Goya sendiri kadang-kadang memasuki ring sebagai matador amatir.



3)     


JUDUL                       : Blind’s Man Buff

UKURAN                  :90 cm X 120 cm

HARGA                     :Rp.11.200.000

PELUKIS                   :Francisco goya

ALIRAN                    :romantisme

TAHUN                      :1789

MEDIA                       :cat minyak diatas canvas

KETERANGAN LUKISAN             :
Blind’s Man Buff (Spanyol: La gallina ciega) adalah salah satu Rococolukisan minyak di atas kanvas yang diproduksi oleh seniman Spanyol Francisco de Goya untuk permadani untuk Royal Palace of El Pardo .Lukisan ini menunjukkan anak laki-laki dan perempuan yang memiliki hobi bermain "penggemar orang buta"  yang sedang populer dengan satu angka di tengah tersumbat dan memegang sendok besar ketika mencoba untuk menarik orang lain menari di sekelilingnya dalam lingkaran.
Anak-anak yang mengenakan pakaian bangsawan Spanyol.Beberapa memakai jaket beludru dan hiasan kepala bulu.
Gambar adalah contoh dari periode Rococo Goya, dan biasanya hidup dan dengan skema warna lembut pink dan kuning di rok wanita, latar belakang pemandangan bercahaya.Seperti dengan banyak kartun permadani nya, ia menangkap momen menarik dalam hidup.

4)     

JUDUL                       :Equestrian Portrait of Dona Maria Teresa de Vallabriga

UKURAN                  :  140 cm X 100 cm

HARGA                     : Rp 7.800.000

PELUKIS                   : Francisco Goya

ALIRAN                    : Romantisme
TAHUN                      : 1783

MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas air

KETERANGAN LUKISAN :

Doña María Teresa memakai topi berbulu dan korset berenda sementara nya di bawah rok juga dihiasi dengan embel-embel dalam 1.783 berkuda portrait oleh Goya.


5)     
JUDUL                 : Self-Portrait with Dr. Arrieta

UKURAN                        : 125 cm X 80 cm

HARGA               : Rp 6.300.000

PELUKIS             : Francisco Goya

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      :  1820

MEDIA                       : Lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN :
Potret diri dengan Dr Arrieta adalah nama yang diberikan untuk sebuah lukisan karya seniman Spanyol Francisco Goya . Pekerjaan adalah lukisan minyak di atas kanvas yang diciptakan pada tahun 1820. Hal ini diadakan di Minneapolis Institute of Arts , Minnesota .
Latar Belakang
Pada tahun 1792, Goya mengembangkan penyakit mendadak serius yang termasuk pusing, kelemahan, delirium, sakit, sakit perut, ketulian, dan kebutaan parsial. Pada saat ia kembali ke Madrid , pada tahun 1793, Goya benar-benar tuli. Berbagai diagnosa penyakit serius ini telah ditawarkan: sifilis , keracunan timbal, penyakit serebrovaskular, infeksi akut pada sistem saraf pusat, dan kondisi langka Vogt-Koyanagi-Harada sindrom peradangan-sementara saluran uveal terkait dengan tuli permanen. Pada tahun 1819 Goya memiliki penyakit serius kedua. Hanya sedikit informasi yang tersedia di sifat penyakit atau pengobatan Dr Arrieta itu. Lukisan adalah sumber utama, dan sebuah prasasti di bawah angka menjelaskan mengapa Goya membuat gambar: "Goya, rasa syukur kepada temannya Arrieta: untuk kasih sayang dan perawatan yang ia menyelamatkan hidupnya selama penyakit akut dan berbahaya ia menderita arah akhir tahun 1819 di tahun 73-nya. Ia melukisnya pada tahun 1820 ".
Pekerjaan
Goya duduk di atas tempat tidurnya jelas lemah dari sakitnya. Dia menggenggam sprei-nya seolah-olah menempel pada kehidupan dan didukung dari jatuh ke belakang dengan lengan Arrieta. Dokter lembut mendorong pasien untuk mengambil obat. Bayangan tokoh-mungkin hamba-hambanya dan seorang pendeta-di latar belakang tampaknya menjadi pertanda kiamat. Goya mungkin telah diharapkan untuk mati, tetapi di bawah asuhan Arrieta itu, ia dirawat kembali ke kesehatan dan hidup delapan tahun. Self Portrait dengan Dr Arrieta adalah sebuah gambar dari harapan di tengah keputusasaan dan warna Sejalan lebih halus dan lebih ringan dari dalam karya-karya lain periode ini.
Sejarah
Pekerjaan itu hadiah untuk Arrieta. Itu dicat rasa syukur atas karunia kehidupan, bukan sebagai kenang-kenangan mori . Tidak jelas berapa lama lukisan itu tetap dalam kepemilikan Arrieta itu. Pada tahun 1820 ia melakukan perjalanan ke Afrika untuk penelitian penyakit pes, dan kemungkinan bahwa lukisan itu tetap di Spanyol. Pada 1860, ketika dipamerkan di Madrid, itu dalam koleksi Mr Martinez Madrid. Kemudian lukisan itu direkam dalam berbagai koleksi pribadi di Paris sebelum diambil alih oleh Minneapolis Institute of Arts.













BIOGRAFI
Nama lahir                   :Jean-Louis André Théodore Gericault

Lahir                            :26 September 1791
Rouen , Normandia , Prancis


Wafat                                      :26 Januari 1824 (umur 32)
Paris, Prancis

Kebangsaan                 : Perancis

Pekerjaan                     : Pelukis

Aliran                          :  Romantisme



Jean-Louis André Théodore GericaultPerancis pengucapan: [ʒa̰ lui a̰dʁe teodoʁ ʒəʁiko] (September 1791 26-26 Januari 1824) adalah seorang seniman sangat berpengaruh Perancis, pelukis dan juru cekatan logam yg ditulisi, dikenal The Raft dari Medusa dan lukisan lainnya. Meskipun ia mati muda, ia menjadi salah satu pelopor dari gerakan Romantis .
Kehidupan awal
Lahir di Rouen , Prancis, Gericault dididik dalam tradisi seni olahraga bahasa Inggris oleh Carle Vernet dan komposisi tokoh klasik oleh Pierre-Narcisse Guérin , sebuah klasik ketat yang tidak setuju dengan temperamen impulsif muridnya belum diakui bakatnya. Gericault segera meninggalkan kelas, memilih untuk belajar di Louvre sebaliknya, di mana (1810-1815) ia disalin dari lukisan karya Peter Paul Rubens , Titian , Diego Velázquez , dan Rembrandt . Selama periode ini di Louvre ia menemukan vitalitas ia menemukan kurang di sekolah yang berlaku Neoclassicism . Sebagian besar waktunya dihabiskan di Versailles , di mana ia menemukan kandang istana terbuka baginya, dan di mana ia mendapatkan pengetahuan dari anatomi dan tindakan kuda.
Sukses
Karya besarnya yang pertama, The Charging Chasseur , dipamerkan di Paris Salon 1812, mengungkapkan pengaruh gaya Rubens dan minat dalam penggambaran subyek kontemporer. Ini sukses muda, ambisius dan monumental, diikuti oleh perubahan arah:. Selama beberapa tahun ke depan Gericault menghasilkan serangkaian penelitian kecil kuda dan pasukan kavaleri Ia dipamerkan Terluka Cuirassier di Salon pada tahun 1814, pekerjaan yang lebih bekerja dan kurang diterima dengan baik. Gericault di cocok kekecewaan masuk tentara dan menjabat untuk sementara waktu di garnisun Versailles. Pada tahun-tahun hampir dua yang diikuti 1814 Salon, ia juga menjalani studi diri dikenakan konstruksi tokoh dan komposisi, sambil membuktikan kegemaran pribadi untuk drama dan gaya ekspresif.
Sebuah perjalanan ke Florence , Roma, dan Napoli (1816-1817), diminta sebagian oleh keinginan untuk melarikan diri dari belitan romantis dengan bibinya, menyulut pesona dengan Michelangelo . Roma sendiri terinspirasi persiapan kanvas monumental, Lomba Barberi Horses, sebuah karya komposisi epik dan disarikan tema yang berjanji akan "sepenuhnya tanpa paralel dalam waktu". Dalam acara tersebut, Gericault pernah menyelesaikan lukisan , dan kembali ke Prancis. Pada tahun 1821, ia melukis The Derby Epsom .
The Raft dari Medusa
Gericault terus kembali ke tema militer lukisan awal, dan serangkaian litograf dia melakukan pada mata pelajaran militer setelah kembali dari Italia dianggap beberapa masterworks awal di media itu. Mungkin yang paling signifikan, dan tentu saja karyanya yang paling ambisius, adalah The Raft dari Medusa (1818-1819), yang menggambarkan setelah Perancis kapal karam kontemporer, Meduse , di mana sang kapten telah meninggalkan awak dan penumpang untuk mati. Insiden ini menjadi skandal nasional, dan interpretasi dramatis Gericault yang disajikan tragedi kontemporer pada skala yang monumental. Ketenaran lukisan itu berasal dari dakwaan dari pembentukan korup, tetapi juga mendramatisir tema yang lebih kekal, bahwa perjuangan manusia dengan alam. Ini pasti gembira imajinasi kaum muda Eugène Delacroix , yang berpose untuk salah satu tokoh sekarat .
Klasik penggambaran tokoh dan struktur berdiri komposisi kontras dengan turbulensi subjek, dan menciptakan jembatan penting antara gaya neo-klasisisme dan romantisme . Lukisan sekering banyak pengaruh: pada Penghakiman Terakhir dari Michelangelo , pendekatan monumental peristiwa kontemporer oleh Antoine-Jean Gros , pengelompokan angka oleh Henry Fuseli , dan mungkin lukisan Watson dan Shark oleh John Singleton Copley .
Lukisan menyulut kontroversi politik ketika pertama kali dipamerkan di Paris Salon tahun 1819, kemudian melakukan perjalanan ke Inggris pada tahun 1820, disertai oleh Gericault sendiri, di mana ia menerima banyak pujian. Sementara di London, Gericault menyaksikan kemiskinan perkotaan, membuat gambar dari kesan-kesan, dan diterbitkan litograf berdasarkan pengamatan ini yang bebas dari sentimentalitas. Dia berhubungan dengan banyak ada Charlet , para juru cekatan logam yg ditulisi dan karikatur.
Kemudian bekerja
Setelah kembali ke Prancis pada tahun 1821, Gericault terinspirasi untuk melukis serangkaian sepuluh potret gila, pasien dari seorang teman, Dr Étienne-Jean Georget , pelopor dalampengobatan kejiwaan , dengan masing-masing subjek yang menunjukkan penderitaan yang berbeda. Ada lima potret yang tersisa dari seri, termasuk Insane Lady. Lukisan-lukisan tersebut penting untuk gaya mereka bravura, realisme ekspresif, dan mereka mendokumentasikan ketidaknyamanan psikologis individu, membuat semua lebih pedih oleh sejarah kegilaan dalam keluarga Gericault ini, serta kesehatan mental artis rapuh  sendiri. pengamatannya dari subjek manusia tidak terbatas pada yang hidup, untuk beberapa yang luar biasa masih hidup studi dicat kepala terpenggal dan kaki-juga telah dianggap berasal dari seniman.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c7/Perelachaise-Gericault-p1000405.jpg/240px-Perelachaise-Gericault-p1000405.jpg

Monumen di makam Gericault itu, oleh pematung Antoine ETEX .
Upaya terakhir Gericault yang diarahkan studi pendahuluan untuk beberapa komposisi epik, termasuk Pembukaan Pintu dari Inkuisisi Spanyol dan Perdagangan Budak Afrika. Gambar-gambar persiapan menunjukkan karya ambisi besar, tapi kesehatan memudarnya Gericault turun tangan.

Kematian
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Gericaultdeathmask.jpg/150px-Gericaultdeathmask.jpg

Topeng kematian Gericault
Melemah dengan mengendarai kecelakaan dan kronis TBC infeksi, Gericault meninggal di Paris pada tahun 1824 setelah lama menderita. Nya reclines patung perunggu, kuas di tangan, di makamnya di Père Lachaise di Paris, di atas panel relief rendah dari The Raft dari Medusa.








KARYA LUKIS


1)     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqbxR4Bl-Xx6pV0LJ38BlUjI72uPZ-3nDIgdd5qOvGBnasmPGsYONLOCLQ4XK656QeX4f68rRi8EOEfUYp9t7HINd_f9Sh-hoAsbKqWBMGG4u2g7d3F8jxa2cI4PIKFtZH3PrOhWOTs8AY/s320/an+officer+of+the+imperial+horse+guards+charging.jpg

JUDUL                       : An Officer of the Imperial Horse Guards Charging

UKURAN                  :349  cm x 266 cm

HARGA                     :Tidak dijual

PELUKIS                   :Francisco goya

ALIRAN                    :romantisme

TAHUN                      :
1814

MEDIA                       : Lukisan cat minyak diatas canvas

KETERANGAN LUKISAN             :
The Charging Chasseur, atauAn Officer of the Imperial Horse Guards Charging adalah lukisan minyak pada kanvas sekitar 1812 oleh pelukis Perancis Théodore Gericault , menggambarkan seorang dipasang Napoleon kavaleri petugas yang siap menyerang.Lukisan mewakili Perancis romantisme dan memiliki motif serupa dengan Jacques-Louis David 's Napoleon Crossing the Alps , tetapi non- klasik karakteristik gambar termasuk pengaturan dramatis diagonal dan penanganan cat kuat.Dalam Charging Chasseur, kuda tampaknya membesarkan jauh dari penyerang yang tak terlihat.Lukisan adalah karya pertama dipamerkan Gericault itu.Gericault akan terus menjauh dari klasisisme, sebagaimana dicontohkan dalam karyanya The Raft dari Medusa (1818-1819).
Mengubah angka di kuda membesarkan berasal dari besar awal RubensSaint George ( Museo del Prado , 1605-1607), meskipun ada pandangan dari samping.

2)     

JUDUL                       : The Raft of the Medusa

UKURAN                  :491 cm × 716 cm (193.3 in × 282.3 in)

HARGA                     :Tidak dijual

PELUKIS                   :Francisco goya

ALIRAN                    :romantisme

TAHUN                      :
1818–1819

MEDIA                       :Lukisan cat minyak di atas kanvas

KETERANGAN LUKISAN :
The Raft from Medusa menggambarkan saat ketika, setelah 13 hari terapung-apung di atas rakit, sisa 15 korban melihat kapal mendekat dari kejauhan. Menurut sebuah resensi Inggris awal, pekerjaan ditetapkan pada saat ketika "kehancuran rakit dapat dikatakan lengkap". lukisan ini pada skala yang monumental 491 × 716 cm (193,3 × 282,3 in) , sehingga sebagian besar dari angka-angka yang diberikan seukuran dan mereka di latar depan hampir dua kali lipat seukuran, mendorong dekat pesawat gambar dan berkerumun ke penonton, yang ditarik ke dalam tindakan fisik sebagai peserta.
rakit darurat ditampilkan sebagai hampir tidak layak berlayar di laut laut karena melewati gelombang yang mendalam, sementara para pria tersebut digambarkan sebagai hancur dan putus asa. Salah satu orang tua memegang mayat anaknya di lutut, air mata yang lain rambutnya di frustrasi dan kekalahan. Sejumlah badan sampah latar depan, menunggu untuk disapu ombak sekitarnya. Orang-orang di tengah baru saja melihat sebuah kapal penyelamatan, satu poin itu kepada yang lain, dan anggota awak Afrika, Jean Charles, berdiri di atas tong kosong dan panik gelombang saputangan untuk menarik perhatian kapal.
The bergambar komposisi lukisan itu dibangun atas dua struktur piramida. Sekeliling tiang besar di kiri kanvas membentuk pertama. Pengelompokan horisontal tokoh mati dan sekarat di latar depan membentuk dasar dari mana korban muncul, melonjak ke atas menuju puncak emosional, di mana gelombang tokoh sentral putus asa pada sebuah kapal penyelamat.
Perhatian pemirsa pertama kali ditarik ke tengah kanvas, lalu mengikuti aliran arah tubuh korban ', dilihat dari belakang dan berusaha ke kanan. Menurut sejarawan seni Justin Wintle, "ritme diagonal tunggal horisontal [memimpin] kita dari kematian di bagian kiri bawah, ke hidup di puncak. " Dua garis diagonal lainnya digunakan untuk meningkatkan ketegangan yang dramatis. Satu mengikuti tiang dan tali-temali dan memimpin mata pemirsa terhadap gelombang mendekati yang mengancam untuk menelan rakit, sedangkan yang kedua, terdiri dari tokoh mencapai, mengarah ke siluet jauh dari Argus, kapal yang akhirnya menyelamatkan korban.
Palet Gericault yang terdiri dari nada daging pucat, dan warna keruh pakaian yang selamat ', laut dan awan. Secara keseluruhan lukisan gelap dan sangat bergantung pada penggunaan suram, pigmen kebanyakan coklat, palet yang Gericault diyakini efektif dalam menyatakan tragedi dan rasa sakit pencahayaan Karya telah digambarkan sebagai " Caravaggesque ", setelah seniman Italia yang terkait erat dengan tenebrism -penggunaan kontras kekerasan antara terang dan gelap. Bahkan pengobatan Gericault terhadap laut tidak bersuara, yang diberikan dalam hijau gelap daripada blues mendalam yang bisa diberikan kontras dengan nada rakit dan angka-angka. Dari daerah yang jauh dari kapal penyelamatan, cahaya terang bersinar , memberikan penyuluhan kepada sebuah adegan cokelat dinyatakan membosankan.
3)           
JUDUL                       : The 1821 Derby at Epsom
UKURAN                  :92cm x123cm(36 × 48didalam)

HARGA                     : tidak dijual

PELUKIS                   :Theodore Gericault

ALIRAN                    :romantisme

TAHUN                      :
1821

MEDIA                       : lukisan cat minyak diatas kanfas

KETERANGAN LUKISAN :

Terpesona oleh kuda, Gericault membuat banyak lukisan menggambarkan mereka . Bekerja untuk sementara waktu di kandang kekaisaran , ia memiliki kesempatan untuk mempelajari secara rinci dan membuat banyak " potret " dari kuda .Karya ini tidak terkait dengan serangkaian potret tetapi menggambarkan kuda tema yang sama , sebagai seniman telah dilakukan berkali-kali , seperti Chief Hunter Kuda dari Imperial Pengawal Pengisian pada tahun 1812 atau Race of Horses Panduan di Roma pada tahun 1819.

Karya ini adalah contoh langka dan berharga lukisan tanggal dari perjalanan di Inggris , ketika Gericault lebih suka bekerja dalam litografi . Ia melukis lukisan ini untuk kuda Inggris agen Adam Elmore . Lukisan diakuisisi oleh Musée du Louvre pada tahun 1866 Posisi kaki kuda-kuda ' dalam lukisan - . Dengan baik depan dan kaki belakang keluar diperpanjang - tidak pernah benar-benar ditunjukkan oleh kuda yang berderap . Hal ini ditemukan oleh Eadweard




4)      http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6a/The_mad_woman-Theodore_Gericault-MBA_Lyon_B825-IMG_0477.jpg/200px-The_mad_woman-Theodore_Gericault-MBA_Lyon_B825-IMG_0477.jpg










JUDUL                       : Insane Woman
UKURAN                  :92cm x123cm(36 × 48didalam)

HARGA                     : Tidak dijual

PELUKIS                   :Theodore Gericault

ALIRAN                    : Romantisme

TAHUN                      :
1822

MEDIA                       : Lukisan cat minyak diatas kanfas

KETERANGAN LUKISAN :

Kelainan jiwa dan negara irasional pikiran tidak bisa gagal untuk seniman bunga terhadap rasionalitas Pencerahan . Gericault , seperti banyak orang sezamannya , meneliti pengaruh kondisi mental pada wajah manusia dan berbagi kepercayaan , umum di zamannya, bahwa wajah lebih akurat mengungkapkan karakter, terutama dalam kegilaan dan pada saat kematian . Dia membuat banyak studi dari tahanan di rumah sakit dan lembaga untuk kriminal gila , dan ia belajar kepala korban guillotine .

Wanita Gericault yang Insane , mulutnya tegang, matanya merah berbingkai dengan penderitaan , adalah salah satu dari beberapa potret yang dibuatnya dari sakit jiwa yang memiliki kekuatan hipnotis yang aneh .

5)       
File:A Madwoman and Compulsive Gambler 1822 Theodore Gericault.jpg
                                                                                              










JUDUL                 : A Mad woman and Compulsive Gambler
UKURAN                        :77 × 65 cm (30,3 × 25,6 in)

HARGA               : Tidak dijual

PELUKIS             :Theodore Gericault

ALIRAN              : Romantisme

TAHUN                : 
1820

MEDIA                 : Lukisan cat minyak diatas kanfas

KETERANGAN LUKISAN       :

Perempuan gila dan Penjudi Kompulsif oleh Théodore Gericault, dicat tahun 1822, adalah contoh dari sebuah lukisan potret yang menunjukkan teknik minyak di atas kanvas, 77 x 65 cm. Potret lukisan, peringkat 2 genre yang paling bergengsi oleh Perancis Académie de peinture et de patung, menggambarkan penampilan visual dari suatu subjek manusia. Sementara portraitists sering berusaha untuk kemiripan yang tepat, pengakuan pemirsa subjek adalah kepentingan utama. Hal itu biasa bagi seniman untuk mengubah gambar untuk menonjolkan atau meminimalkan sifat fisik, psikologis atau sosial subjek. Secara tradisional, lukisan potret telah diabadikan yang kaya dan berkuasa. Lembur, bagaimanapun, menjadi lebih umum bagi individu kelas menengah ke potret komisi keluarga dan rekan-rekan mereka.
















PENUTUP



Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan karya seni rupa murni merupakan jenis karya seni rupa yang dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan estetik atau nilai-nilai keindahan semata, terlepas dari fungsi praktis. Seni murni dibagi menjadi 2 bagian, yaitu seni lukis dan seni patung.
Seni lukis adalah seni yang mengekspresikan pengalaman artistik seorang seniman melalui bidang dua dimensi. Berdasarkan media, bahan, dan tekniknya, seni lukis dapat dibedakan menjadi Lukisan Cat Minyak (Oil Painting), Lukisan Cat Air (Water Colour), Lukisan Pastel (Oil Pastel), Lukisan Arang (Conte), Lukisan Al-Fresco, lukisan Al Secco, Lukisan Tempera, Lukisn Azalejo , Lukisan Mozaik, Lukisan Intersia, Lukisan Kolase (Collage), Lukisan Kaca (Glass Painting), Lukisan Batik (Batik Painting), Teknik Plakat Teknik Semprot. dan Teknik pointilis. Sedangkan berdasarkan cat nya teknik lukis dibagi menjadi teknik basah, teknik kering dan teknik campuran. Sejarah seni lukis dimulai dejak zaman prasejarah, zaman klasik, zaman pertengahan, hingga  zaman Renaissance.
Seni patung merupakan cabang dari seni rupa murni yang berdimensi tiga. Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Bahan seni patung dapat di bedakan menjadi tiga yaitu ,bahan lunak, bahan sedang dan bahan keras Alat-alat yang digunakan dalam mematung terdiri dari :butsir, meja putar pahat palu kayu, cetakan,sendok adukan  Teknik-teknik mematung yaitu, teknik pahat atau ukir  teknik butsir, teknik mengecor , eknik modeling, teknik konstruktif (menempel).
Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :tradisional, modern, dan postmodern. Gaya seni rupa tradisional dibagi menjadi gaya primitive dan klasik. Gaya seni rupa modern dibagi menjadi menjadi tiga, yaitu: gaya representatif,depormatif, dan nonrepresentatif. Gaya representatif dibagi menjadi romantisme, naturalism dan realism. Gaya deformatif dibagi menjadi Surealisme, Impressionisme, Ekspressionisme, Nonrepresentatif (Abstraksionalisme), Postmodern, Aliran Klasikisme, Aliran Pointilisme,Aliran Pop Art, Aliran Optical, Art Aliran Trick Art.
Pada intinya, romantisme adalah sebuah aliran seni yang menempatkan perasaan manusia sebagai unsur yang paling dominan.Ciri ciri aliran romantisme adalah lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional, penuh gerak dan dinamis., warna bersifat kontras dan meriah., pengaturan komposisi dinamis., mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan, kedahsyatan melebihi kenyataan.Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dariEropaBarat. Abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagianmerupakan revolusi melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periode Pencerahan dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalamseni dan sastra.
            Para pelukis yang ber-aliran romantisme contoh nya adalah Saleh Sjarif Boestaman dengan beberapa karya lukis nya yaitu : Badai (The Storm), Berburu Banteng Jawa (Stierjagd auf Java), Perkelahian dengan Singa atau Antara Hidup & Mati, Gefangennahme Diepo Negoros atau Penangkapan Diponegoro, Kuda Arab Diterkam Singa. Ferdinand Victor Eugène Delacroix, karya lukisnya yaitu : La Liberté Guidant Le Peuple atau Liberty leading the people, The Massacre at Chios atau Pembantaian di Chios, Death of Sardanapalus atau Kematian Sardanapalus, The Barque of Dante atau dikenal dengan Dante and Virgil in Hell, The Women of Algiers. Joseph William Turner Mallord, karya lukisnya yaitu Dido Building Carthage atau Kebangkitan Kekaisaran Kartago, Eruption Vesuvius, Sunrise With Sea Monster, The Fighting 'Téméraire' tugged to her last Berth to be broken up, Hannibal and his Men crossing Alps. Francisco José de Goya y Lucientes, karya lukisnya yaitu : Allegory of the City of Madrid, Village A Bullfight, Blind’s Man Buff, Equestrian Portrait of Dona Maria Teresa de Vallabriga, Self-Portrait with Dr. Arrieta. Jean-Louis André Théodore Gericault karya lukisnya yaitu : An Officer of the Imperial Horse Guards Charging, The Raft of the Medusa, The 1821 Derby at Epsom, Insane Woman, A Mad woman and Compulsive Gambler.

Saran
Untuk menghidupkan seni rupa agar lebih hidup, penulis menyarankan agar kita semua tidak melupakan sejarah tokoh pionir dan seniman-seniman yang namanya pernah sukses di dunia internasional. Selain tidak melupakan sejarah, kita juga harus tanggap dan selalu mengikuti perkembangan jaman, agar tidak ketinggalan oleh bangsa bangsa lain.
Untuk kalangan pemerintah diharapkan sering memberikan ajakan-ajakan supaya masyarakat Indonesia cinta akan kesenian dan kebudayaan, kesenian khususnya seni rupa. Agar masyarakat lebih mengenalnya maka kita jangan segan-segan mengadakan penelitian kemudian dijadikan buku sebagai studi mencerdaskan kehidupan bangsa lewat kesenian.













Daftar Pustaka

Sumber Bacaan :

Rachmat Suhernawan, Rizal Ardhya Nugraha. Seni Rupa untuk SMP/MTs Kelas VII,VIII, dan IX. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Situs    :












































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar